Makassar (26/11). Untuk menjalankan roda organisasi, para pengurus tidak boleh berjalan sendiri-sendiri, melainkan harus terkoordinasi dan terhubung dari tingkat wilayah hingga daerah.
Hal itu diungkapkan Ketua DPW LDII Sulawesi Selatan Asdar Mattiro saat Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) di Hotel Whiz Prime Sudirman, Makassar, Sabtu (22/11), “Agar terkoordinasi, LDII Sulsel akan mulai menerapkan sistem Koordinator Daerah (Korda) yang bertugas membawahi DPD LDII kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan. Dengan harapan seluruh program yang dirumuskan berpijak pada prinsip 3K yaitu Karya, Komunikasi, dan Kontribusi,” terangnya.
Menurut Asdar, pembentukan korda akan membuat komunikasi organisasi lebih efektif, sekaligus memastikan implementasi program di lapangan berjalan seragam. Selain itu, Asdar kembali menegaskan bahwa 2026 harus menjadi tahun pelaksanaan.
“LDII harus hadir dengan karya nyata. Dengan sinergi biro, penguatan korda, dan program berbasis klaster, kita optimis mampu memberikan kontribusi terbaik bagi Sulawesi Selatan dan Indonesia,” ujarnya.
Pada sesi diskusi, Asdar meminta seluruh peserta menyelaraskan program dengan ”delapan klaster pengabdian LDII” yang terdiri dari kebangsaan, keagamaan, pendidikan, kesehatan, ekonomi syariah, ketahanan pangan dan lingkungan hidup, pemanfaatan teknologi digital, hingga energi baru dan terbarukan. Hal ini menjadi penopang arah gerak LDII untuk mendukung tercapainya Indonesia Emas 2045.
“Ke-12 biro yang ada dalam struktur DPW LDII Sulsel akan memaparkan rancangan program kerja mereka,” ungkapnya. Mulai dari Biro Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan yang menyoroti penguatan kelembagaan; Biro Pendidikan Keagamaan dan Dakwah yang membawa strategi dakwah moderat; hingga Biro Pendidikan Umum dan Pelatihan yang berfokus pada pembinaan SDM.
Asdar menyebut, Biro Pengabdian Masyarakat akan mengusulkan berbagai proyek kemasyarakatan, disusul Biro Pemuda, Kepanduan, Olahraga, dan Seni Budaya yang menyiapkan program pengembangan generasi muda. Biro Hubungan Antar Lembaga hadir dengan agenda memperluas kerja sama lintas institusi, sementara Biro Komunikasi, Informasi, dan Media menekankan pentingnya literasi media dan penguatan citra organisasi.
“Program inovatif turut datang dari Biro Litbang, IPTEK, SDA, dan Lingkungan Hidup, yang menyiapkan langkah riset dan aksi peduli lingkungan, serta Biro Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat yang berupaya memperluas ekonomi syariah dan pemberdayaan UMKM,” jelas Asdar.
Di sisi lain, Biro Hukum dan HAM memaparkan rencana edukasi hukum bagi warga LDII. Biro Teknologi Informasi dan Aplikasi Telematika mempresentasikan pengembangan digitalisasi internal, sementara Biro Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga menekankan penguatan peran perempuan dalam membangun ketahanan keluarga.
Raker ini sebagai langkah perencanaan program kerja 2026 mengusung tema “Bersama Bergerak, Bersama Berubah: Menyatukan Visi Mendukung Asta Cita Menuju Indonesia Emas 2045”. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat arah gerak organisasi menghadapi tahun 2026.












