Jombang (13/12). Pengasuh Pondok Pesantren Gadingmangu, Jombang, Ustaz Nanang, menyampaikan kondisi keimanan pada akhir zaman yang menghadirkan tantangan besar bagi umat. Ia menggambarkan situasi saat ini sebagai masa ketika kekuatan agama semakin menipis. Banyak orang kehilangan keteguhan, sementara dorongan dunia semakin mendominasi pikiran.
“Struktur moral masyarakat juga mengalami penurunan drastis, terlihat dari gaya hidup yang jauh dari nilai agama,” ujarnya.
Menurutnya, tanda kerusakan zaman tampak pada makanan dan minuman haram yang justru dianggap biasa dalam kehidupan sehari-hari. Situasi ini diperparah dengan pergeseran prioritas masyarakat. “Masjid dan majelis ilmu mulai ditinggalkan, digantikan tempat-tempat hiburan yang mendorong kelalaian. Kondisi tersebut menciptakan tekanan besar bagi seorang muslim untuk mempertahankan iman dalam jiwa,” tuturnya.
Ustaz Nanang menjelaskan, keimanan di akhir zaman memerlukan kesabaran yang kuat. Ia mengumpamakan keimanan seperti bara api. Saat dipegang dengan teguh, tangan akan selamat; namun saat ragu, tangan justru terluka.
“Kesabaran menjadi modal yang menjaga seseorang tetap berada di jalan Allah meskipun lingkungan sekitar dipenuhi pelanggaran dan ajakan maksiat,” jelasnya.
Menurutnya, keteguhan itu akan membuat seseorang tetap melaksanakan ibadah seperti salat berjamaah, membaca Al-Qur’an, dan berdzikir tanpa terpengaruh kondisi sekitar. Ia menekankan pentingnya ilmu agama sebagai bekal utama menjaga keimanan.
“Rasulullah SAW telah memberikan petunjuk bahwa ilmu menjadi pembeda antara yang merusak dan yang memberi manfaat. Ilmu juga memandu seseorang kapan harus melaksanakan kewajiban ibadah dan bagaimana menempatkan diri di tengah godaan dunia,” ungkapnya.
Ustaz Nanang menyebut ilmu agama sebagai kompas yang menjaga seseorang tetap berada di jalan yang diridai Allah. “Dengan ilmu agama, seorang muslim mampu menimbang mana yang halal dan mana yang haram, sehingga tidak tergelincir dalam perbuatan yang menjerumuskan pada dosa,” ungkapnya.
Ia mengingatkan, tanpa ilmu, seseorang mudah terombang-ambing dan sulit memiliki pijakan moral yang kokoh. Ustaz Nanang mengajak umat mengambil pelajaran dari sejarah. Spanyol, yang dahulu menjadi pusat keemasan Islam, kini kehilangan identitas keagamaannya.
“Masjid-masjid besar berubah menjadi museum. Ia menilai kondisi tersebut muncul karena pudarnya ilmu agama dan rapuhnya keimanan. Pelajaran itu dapat menjadi peringatan agar umat tidak mengulangi kesalahan yang sama, terutama di masa yang penuh tantangan seperti sekarang,’ tandasnya.
Ia menutup pesannya dengan mengajak setiap muslim memperkuat ilmu, memperdalam ibadah, menjaga kesabaran, serta memeriksa kondisi hati setiap hari. “Iman tidak bertahan dengan sendirinya. Iman bisa tumbuh dan kokoh hanya ketika dijaga dengan disiplin, ilmu, dan keteguhan dalam setiap langkah,” tutupnya.









