Surabaya (8/12). Dialog Kebangsaan menjadi rangkaian Musyawarah Daerah (Musda) X LDII Surabaya. Salah satu narasumber dialog, Sekretaris MUI Kota Surabaya Muhaimin Ali mengatakan, untuk membentuk sumberdaya manusia (SDM) yang profesional religius, seseorang harus punya dasar iman yang kuat.
“Iman itu pondasi utama dalam hidup seorang muslim. Kalau imannya kokoh, dia nggak mudah terjerumus dalam hal-hal yang salah saat diberi kesuksesan, dan juga nggak gampang putus asa ketika menghadapi ujian,” ujar Muhaimin dalam dialog yang dihelat di Gedung Serba Guna (GSG) Sabilurrosyidin Surabaya, Minggu (9/11) .
Dalam dialog yang mengusung tema “Membangun Toleransi dan Moderasi Beragama untuk Mewujudkan Harmoni Global” itu, Muhaimin menambahkan, LDII sudah membuktikannya melalui berbagai pengalaman dan perjalanan organisasi yang terus tumbuh, meski menghadapi beragam tantangan zaman.
Selain iman, Muhaimin juga menekankan pentingnya ilmu dan akhlak. “Kesuksesan itu nggak datang begitu saja. Semua butuh ilmu. Mau bahagia di dunia atau akhirat, ya kuncinya tetap ilmu,” katanya.
Menurutnya, ilmu dan akhlak berjalan beriringan. Akhlak yang baik menjadi cerminan moral dan budaya masyarakat, “Apalagi kita tinggal di Surabaya, kota yang majemuk dan multikultural. Jadi budi pekerti dan akhlak yang mulia sangat dibutuhkan agar kita bisa hidup berdampingan dengan damai,” tambahnya.
Muhaimin juga mengingatkan pentingnya persatuan (ittihad) dalam kehidupan berbangsa. Ia mengutip ajaran Islam yang menekankan pentingnya menjaga kebersamaan. “Islam itu ngajarin umatnya untuk bersatu, bukan berpecah belah. Bersatu itu rahmat, berpecah itu azab. Di kota besar seperti Surabaya, yang penduduknya beragam, kita harus saling menghormati dan tolong-menolong supaya tetap hidup harmonis,” jelasnya.
Pada Musda tersebut, Akhmad Setiadi terpilih kembali menjadi Ketua DPD LDII Surabaya masa bakti 2025-2030. Ia mendapat dukungan dari 25 PC LDII se-Surabaya dan terpilih secara aklamasi. Ia mendapat amanat tiga dari peserta Musda. Pertama, melakukan regenerasi. Kedua, melakukan konsolidasi hingga tingkat PC/PAC. Ketiga, Peningkatan peran sosial LDII.
Akhmad Setiadi menegaskan bahwa Musyawarah Daerah X merupakan sarana untuk membentuk dan memperkuat sumber daya manusia (SDM) yang profesional religius. Sesuai tema yang diangkat “Memperkuat SDM PRofesional Religius untuk Membangun Surabaya Hebat”. Hal itu disampaikannya dalam kata sambutan pada Musda X LDII Surabaya “Kami ingin membentuk SDM di lingkungan LDII yang memiliki kemampuan profesional, baik dari sisi hard skill maupun soft skill. Mereka tidak hanya ahli di bidangnya, tetapi juga memiliki akhlak yang baik dan religiusitas yang kuat,” jelas Setiadi.
Ia mengatakan, keseimbangan antara kemampuan profesional dan nilai-nilai religius akan melahirkan pribadi yang unggul, bermanfaat bagi masyarakat, serta mampu memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan. “Hal ini sejalan dengan visi Surabaya Hebat yang humanis, efektif, berakhlak, akuntabel, dan transparan,” ujarnya.
Setiadi juga menegaskan, arah program LDII Surabaya meliputi delapan klaster kontribusi pembangunan berkelanjutan, yaitu kebangsaan, dakwah, pendidikan, ekonomi syariah, kesehatan herbal, ketahanan pangan dan lingkungan, teknologi digital, serta energi baru terbarukan. Program-program tersebut diharapkan mampu bersinergi dengan pembangunan kota.
“Program LDII harus sinkron dan membantu program Surabaya Kota HEBAT supaya bisa bekerja secara efektif yang tidak banyak bicara, namun hasil tercapai,” ujarnya.
Selain itu, LDII juga menyoroti pentingnya pembinaan keluarga sebagai pondasi utama pembangunan karakter generasi muda. “Keluarga adalah madrasah pertama. Dari rumah tangga lahir generasi berakhlak, cerdas, dan berdaya saing,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Akhmad Setiadi juga menyampaikan terima kasih kepada Wali Kota Surabaya atas dukungan dan bantuan yang diberikan kepada LDII, “Kami berterima kasih atas perhatian dan kerja sama Pemerintah Kota Surabaya dalam mendukung kegiatan LDII,” katanya. (cak/sof/wid)











