Jakarta (13/6). Suasana perayaan Idul Adha 1446 H di Yayasan Bina Insan Karimah, naungan PAC LDII Pondok Labu, terasa kebersamaan dan rukun yang hangat. Warga dan pengurus PAC bergotong royong mengurus penyembelihan hingga pembagian daging.
Tahun ini, sebanyak 23 sapi dan 28 kambing dikurbankan dan disalurkan kepada masyarakat sekitar, khususnya kaum dhuafa, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemerintah, dengan total sekitar 500 kantong daging.

Koordinator panitia kurban Ahmad Nurhidayat menyampaikan bahwa kesadaran warga untuk berkurban terus meningkat setiap tahun. “Untuk Majelis Taklim Al-Kautsar saja, ada enam sapi dan enam kambing yang dikurbankan. Karena bertepatan dengan hari Jumat, kami harus bekerja cepat dan kompak agar semua selesai sebelum salat Jumat,” ujar Dayat.
Pelaksanaan kurban tahun ini juga mengalami peningkatan dari sisi teknis. Proses penyembelihan dan pengulitan kini menggunakan alat pengerek yang mempercepat pekerjaan. “Dengan alat ini, pengulitan bisa selesai hanya dalam 15 menit,” jelas Dayat.
Di balik kesibukan lapangan, tim dapur yang dikoordinasi Kustantri Wahyuni juga tak kalah sibuk sejak sebelum Subuh. “Kami sudah siapkan semuanya dua minggu sebelumnya, mulai dari hitungan bahan, susunan menu, hingga pembagian tugas,” kata Tantri. Menu utama yang sederhana disiapkan agar bisa dinikmati bersama, seperti sop daging, tempe goreng, sambal, serta aneka snack pendamping untuk menjaga stamina.

Meski ada kendala kecil, seperti kesalahan komunikasi soal es batu dan teh yang tercampur rasa kopi, semuanya disikapi dengan tawa dan kekompakan. “Yang penting niatnya rukun dan ikhlas. Kalau dikerjakan bersama, semua jadi ringan dan menyenangkan,” ujar Tantri.
Tantri juga menekankan pentingnya regenerasi dengan melibatkan ibu-ibu muda agar semangat kebersamaan terus terjaga. “Rasanya bahagia lihat warga menikmati masakan kita. Ketika peran kita dibutuhkan, itu sangat berarti dan bikin percaya diri.”
Dewan penasihat Yayasan BIK M. Sularno menegaskan bahwa kurban bukan hanya tentang ibadah, tetapi juga kesalehan sosial. “Kita belajar dari Nabi Ibrahim tentang keikhlasan, dan kurban ini jadi sarana untuk berbagi.”
Semangat gotong royong yang melibatkan warga, dari panitia, tim dapur, hingga anak-anak, menjadikan pelaksanaan kurban tahun ini lebih dari sekadar penyembelihan hewan.