Blora (11/12). Pemerintah Kabupaten Blora dan DPD LDII Blora menandatangani kesepakatan bersama terkait pengembangan pertanian organik. Penandatanganan berlangsung di Ruang Pertemuan Sekretariat Kabupaten Blora, Jumat (28/11/2025), disaksikan sejumlah pejabat daerah dan perwakilan organisasi kemasyarakatan.
Kerja sama ini dirancang sebagai langkah jangka panjang untuk memperkuat sistem pangan daerah berbasis pertanian ramah lingkungan. Kesepakatan tersebut mencakup pelatihan teknik pertanian organik, penyediaan bibit unggul, pendampingan petani, hingga dukungan pemasaran produk.
Pemkab dan DPD LDII Blora juga sepakat mendorong edukasi publik mengenai pangan organik, khususnya manfaat kesehatan dan dampaknya bagi keberlanjutan lingkungan. Kolaborasi ini dipandang strategis mengingat Blora memiliki potensi lahan pertanian yang luas serta komunitas petani yang aktif.
Bupati Blora Arief Rohman menilai kerja sama dengan LDII menjadi momentum penting untuk memperluas praktik pertanian organik. Ia menyebut petani membutuhkan akses pelatihan yang tepat dan kepastian pasar agar berani melakukan transisi, “Petani Blora harus bisa menghasilkan produk yang bersih dan memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Kami ingin mereka naik kelas dan memiliki daya tawar lebih kuat,” ucap Arief.
Ia juga menambahkan Pemkab siap memfasilitasi kebijakan pendukung agar program ini dapat berjalan konsisten. Pemkab Blora menargetkan lebih banyak kelompok tani mulai mengadopsi pendekatan organik dalam dua tahun ke depan.
“Pemerintah daerah menyiapkan skema untuk memperluas jaringan pemasaran, termasuk bekerja sama dengan UMKM pengolah hasil pertanian dan toko ritel. LDII disebut berperan dalam memperkuat komunikasi lapangan dan memediasi kebutuhan petani terkait teknologi maupun mitra pasar,” tuturnya.

Sementara itu Ketua DPD LDII Blora, Joko Ahmad Siswanto, menyampaikan pihaknya melihat pertanian organik sebagai peluang besar bagi petani lokal. Ia menyatakan LDII memiliki jaringan kader dan komunitas yang dapat dilibatkan untuk mendukung pelatihan maupun pendampingan, “Kami ingin petani merasakan manfaat langsung, bukan hanya teori. LDII akan terjun mendampingi agar praktik organik bisa diterapkan secara terukur dan memberi hasil yang lebih baik,” ujar Joko.
Ia juga menegaskan LDII siap membangun kolaborasi lintas lembaga agar sistem pemasaran produk organik lebih terbuka. Kolaborasi antara Pemkab Blora dan LDII ini diharapkan menjadi model bagi daerah lain dalam merancang program pertanian organik berbasis kolaborasi masyarakat.
“Selain memperkuat ketahanan pangan regional, kerja sama ini memberi peluang bagi petani untuk meningkatkan pendapatan melalui produk pertanian bernilai tinggi. Kami menilai keberhasilan program ini akan memperkuat posisi Blora sebagai salah satu pusat pengembangan pertanian organik di Jawa Tengah,” tutupnya.
Usai penandatanganan, peserta kegiatan meninjau lahan-lahan percontohan pertanian organik di wilayah Blora. Peninjauan ini memberikan gambaran praktik di lapangan, mulai dari proses pengolahan tanah, penggunaan pupuk organik, hingga teknik pengendalian hama tanpa bahan kimia. Para peserta melihat langsung bagaimana metode organik dapat menghasilkan tanah yang lebih subur dan tanaman dengan kualitas lebih baik.









