Serang (20/5). Kesuksesan mencegah stunting memerlukan kerja sama berbagai pihak. Hal tersebut ditegaskan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal RI, Yandri Susanto saat membuka Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) LDII Provinsi Banten di Gedung LDII, Kramatwatu, Banten (16/5).
Pencegahan stunting merupakan salah satu program utama Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo, “Komitmen LDII Banten luar biasa, mereka sudah menerapkan dalam mendukung Asta Cita yang diusung Presiden Prabowo,” tambah Yandri.
Yandri mengajak LDII, khususnya di Provinsi Banten, untuk berperan aktif dalam program strategis pemerintah. “Banten ini merupakan daerah penyangga ibu kota. Sekarang ada program makan bergizi gratis. Kalau bisa, LDII bisa menjadi penyedia bahan baku dapur melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG),” Papar Yandri.
Ia menegaskan SPPG merupakan program untuk meningkatkan gizi para siswa. Program tersebut memerlukan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, “Saya diperintahkan untuk membentuk 100 dapur di Banten untuk mendukung program makan siang gratis dari Presiden Prabowo. Mungkin saya akan alokasikan satu dapur khusus untuk LDII Banten,” ungkapnya.
Ajakan tersebut disambut baik oleh Ketua DPW LDII Provinsi Banten, Dimo Tomo Sumito. Ia menegaskan komitmen LDII dalam mendukung program pencegahan stunting dan peningkatan gizi untuk anak-anak di wilayah Banten. Ia menyampaikan, upaya tersebut dilakukan melalui edukasi gizi, peningkatan akses terhadap air bersih, serta perbaikan sanitasi lingkungan.
“Edukasi mengenai perilaku hidup bersih dan sehat menjadi hal utama. Kami juga terus mendorong penyuluhan secara berkala agar masyarakat lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan sebagai langkah konkret mencegah stunting,” ujar Dimo.
Menurutnya, Posyandu menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan program ini. Melalui Posyandu, masyarakat mendapat informasi penting terkait pencegahan stunting, khususnya pemenuhan gizi seimbang sejak masa kehamilan hingga anak usia balita.
“Kami juga menyasar edukasi kepada remaja pra-nikah. Harapannya, ketika mereka memasuki jenjang rumah tangga, mereka sudah siap dalam mencegah stunting sejak dini,” tambahnya.
Dimo juga menyoroti pentingnya peran perempuan dalam keluarga, khususnya dalam menjaga kesehatan selama kehamilan dan memastikan asupan gizi yang baik bagi anak. Ia berharap, para wanita LDII dapat menjadi motor penggerak edukasi gizi di tengah keluarga dan masyarakat.
Menanggapi tawaran Menteri Desa dan Daerah Tertinggal Yandri Susanto terkait penyediaan dapur umum untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG), Dimo menyatakan, pada prinsipnya LDII mendukung inisiatif tersebut. Namun, memerlukan persiapan dan musyawarah dengan, Dewan Penasehat, para pakar dan ulama LDII Banten.
“Kami setuju secara prinsip, tapi perlu musyawarah dulu karena penyediaan lahan 800 sampai 1.000 meter persegi serta pembangunan dan perlengkapan dapur memerlukan biaya besar. Jadi kami akan bahas lebih lanjut bersama rekan-rekan pengurus DPW,” pungkasnya.
Sementara itu Ketua DPP LDII Basseng Muin yang hadir mewakili Ketua Umum DPP LDII mengatakan bahwa dalam Asta Cita pemerintah ini selaras dengan 8 Bidang Pengabdian LDII untuk bangsa dan dijalankan dengan baik oleh LDII Banten. “Ini sebagai bentuk keseriusan yang dilakukan LDII Banten untuk membangun peradaban umat. DPP LDII sangat bersyukur dengan kinerja dan capaian LDII Banten. Semoga LDII Banten semakin besar dan solid untuk terus berpartisipasi serta berkontribusi dalam pembangunan. Kehadiran LDII harus berdampak positif dan bermanfaat bagi masyarakat,” tutupnya.