Gunungkidul (22/11). DPD LDII Kabupaten Gunungkidul menggelar Festival Anak Sholeh (FAS) 2025 di kompleks Masjid Al-Husna, Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Minggu, (2/11/2025). Acara yang diikuti sekitar 950 peserta usia 7–12 tahun ini menjadi salah satu program besar LDII, untuk memperkuat pembinaan generasi muda di tingkat daerah.
Peserta datang dari delapan kapanewon yakni Wonosari, Gedangsari, Patuk, Playen, Paliyan, Panggang, Saptosari, dan Tanjungsari. Ketua Pembina Penggerak Generus (PPG) sekaligus penanggung jawab kegiatan, Teguh Riyanto, menyebut FAS sebagai langkah membentuk generasi berakhlak dan mandiri.
“FAS menjadi ruang evaluasi sekaligus ajang pengembangan kemampuan dasar keagamaan. Kami ingin anak-anak tumbuh dengan karakter luhur dan bekal ilmu agama yang kuat. Ini bukan perlombaan biasa, tapi proses pembinaan,” ujarnya.
Di lapangan, peserta mengikuti berbagai lomba seperti adzan, hafalan doa, hafalan surat pendek, hingga Pildacil. Teguh menekankan penanaman 29 karakter luhur LDII sebagai fondasi pembinaan.
Teguh menambahkan sebagian peserta menunjukkan perkembangan signifikan dibanding tahun sebelumnya. “Kami melihat keberanian dan kepercayaan diri mereka meningkat. Itu jadi indikator keberhasilan pembinaan,” katanya.
Pengurus PPG bidang kemandirian Gunungkidul, Angwar, menilai kombinasi pembinaan agama dan keterampilan praktis penting bagi generasi muda. “Mereka perlu ilmu dan daya saing. Anak-anak harus belajar membaca peluang sambil tetap kokoh pada nilai keagamaannya,” ujarnya.
Ia berharap pelibatan generus dalam UMKM terus dikembangkan, agar menjadi program kesinambungan. Angwar menutup pesan dengan penegasan mengenai pendidikan karakter. “Generasi diciptakan, bukan ditemukan,” katanya. Menurutnya, pembinaan sejak dini adalah kunci agar anak tumbuh sebagai pribadi berkarakter kuat dan mampu membawa nilai LDII ke tengah masyarakat.

