Yogyakarta (13/6). Dewan Pimpinan Daerah (DPD) LDII Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul menggandeng Penggerak Pembina Generus (PPG) Alkarima dalam menyelenggarakan workshop bertema Dapur Mandiri: Kreasi Brownies Kukus Motif Batik. Kegiatan ini berlangsung di Masjid Baitussalam, Daengan, pada Minggu (25/5/2025), dan diikuti puluhan remaja putri dari berbagai PC LDII di dua wilayah tersebut.
Workshop ini bertujuan menanamkan nilai kemandirian kepada generasi muda, khususnya remaja putri, melalui keterampilan memasak yang kreatif dan bernilai seni. Para peserta tidak hanya belajar membuat brownies kukus biasa, tetapi juga diajak berkreasi membentuk motif batik di atas permukaan kue—perpaduan unik antara seni kuliner dan budaya lokal.
Ketua panitia, Wanda Salsabila Maryam, mengatakan bahwa tema brownies motif batik dipilih karena ingin menghadirkan pengalaman yang berkesan. “Batik adalah identitas budaya kita, dan brownies ini jadi media berekspresi. Kami ingin kegiatan ini mengasah kreativitas sekaligus memperkuat semangat kemandirian generasi muda,” ujarnya.

Wanda menambahkan, pelatihan ini tak berhenti di level workshop saja. “Peserta yang hadir akan membagikan ilmunya ke tingkat PC masing-masing. Ini adalah program berjenjang, agar keterampilan ini menyebar luas dan menjadi bagian dari pembinaan keputrian,” katanya.
Pemateri dalam workshop, Zahra Radhiyya Maghfira, menyambut kegiatan ini dengan antusias. “Saya senang sekali bisa berbagi ilmu. Membuat brownies motif batik ini memang menantang, tapi menyenangkan. Harapannya, keterampilan ini bisa jadi bekal di rumah bahkan membuka peluang usaha,” ucapnya.
Workshop ini juga menghadirkan sesi penjurian yang menilai hasil karya para peserta dari aspek rasa, tekstur, hingga penampilan. Salah satu juri, Rismiyati, menilai kegiatan ini sangat positif. “Kami melihat banyak potensi. Penampilan makanan itu penting, dan mereka berhasil menampilkan kreativitas yang luar biasa. Semoga ini menjadi titik awal menuju kemandirian ekonomi generasi muda,” jelasnya.
Salah satu peserta, Nura, menyebut pengalaman ini sangat menyenangkan. “Membuat motif batik di atas brownies itu unik banget. Biasanya batik di kain, sekarang di loyang. Harus sabar dan teliti,” ungkapnya sambil tersenyum. Ia berharap kegiatan seperti ini bisa rutin digelar karena memberikan bekal keterampilan yang nyata dan aplikatif.