Jakarta (16/12). Cendekiawan Yudi Latif menekankan agar Pancasila diimplementasikan secara sungguh-sungguh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk kemaslahatan umat. Hal ini ia tegaskan, dalam acara bertajuk Sarasehan Kebangsaan Road To Munas X LDII 2026 yang diselenggarakan Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP LDII), di Jakarta, Selasa (16/12/2025).
Dalam acara yang diselenggarakan di Kantor DPP LDII Senayan itu, Yudi Latif mengatakan Indonesia bukan sekedar bagian kecil dunia, melainkan memiliki peran fundamental dalam sejarah peradaban manusia. Baik itu dari segi sumber daya alam (SDA), budaya, maupun nilai-nilai kemanusiaan, termasuk dalam konteks Islam.
“Konsep umat dalam Islam di Indonesia bersifat universal, memberikan ruang bagi keberagaman yang tercermin dalam filosofi Pancasila,” kata penulis buku berjudul ‘Apa Jadinya Dunia Tanpa Indonesia’ itu.
Akademisi itu mengatakan, Islam di Indonesia itu unik karena mayoritas penduduknya beragama Islam tapi tanpa membentuk negara Islam. Sementara Pancasila, sebagai dasar negara, juga bersinergi dengan nilai-nilai yang ada dalam agama.
Pancasila dapat berfungsi sebagai fondasi sosial dan moral untuk mengelola keberagaman, mengembangkan potensi bangsa, dan mewujudkan keadilan sosial di tanah air.
Namun dia melihat masalah Indonesia saat ini antara lain, karena belum bisa sepenuhnya mengoptimalkan potensi alam, sumber daya manusia (SDM) dan teknologinya. Kurangnya inovasi, entrepreneurship, dan koneksi antara ilmu dan kebutuhan masyarakat menjadi faktor-faktor permasalahan tersebut.
Penerapan Pancasila sering hanya formalitas, sehingga keberagaman yang ada belum dikelola dengan efektif.
“Hilirisasi secara teorinya benar, tapi prakteknya yang melakukan hilirisasinya orang asing semua. Jadi tetap saja tidak memberikan bonus apa-apa pada kehidupannya,” ungkapnya.
Agar Indonesia dapat menjadi kekuatan global, Yudi Latif mendorong Indonesia memanfaatkan SDA dan SDM secara adil dan berkelanjutan. Ia juga menekankan, penanaman Pancasila yang relevan dengan karakter anak muda dan zaman, lewat literasi digital, pendidikan karakter, dan praktek nyata dalam kehidupan sehari-hari.
“Pancasila jika diterapkan secara benar, itu padanan yang pas untuk mengoptimalkan potensi yang luar biasa dan keragaman manusia yang luar biasa,” pungkasnya.
Sarasehan Kebangsaan Road to Munas X LDII 2026 mengangkat tema ‘Nasionalisme Berkeadaban, Merawat Pancasila, Meneguhkan Islam Wasathiyah, Membangun Indonesia Berkeadilan’. Acara ini mengundang belasan tokoh, komunitas pemuda dan organisasi lintas agama.

