Mommy Moon, Keegoisan atau Kebutuhan?

Menjadi seorang istri dan ibu, para wanita tentu siaga 24 jam sehari. Rentang waktu itu, mereka harus membagi waktu untuk melayani suami, mengurus rumah, dan merawat anak. Seiring dengan prioritas yang berubah, seorang ibu sering kali ‘kehabisan waktu’ untuk merawat dirinya sendiri. Perubahan drastis kehidupan itu, tak jarang ada perempuan yang mengalami distorsi mental hingga kehilangan jati diri.

Menyiasatinya, meluangkan waktu sejenak dengan diri sendiri biasanya dilakukan untuk melepas stres para ibu di tengah kesibukannya. Namun, pernahkah anda mendengar istilah ‘mommy moon’?

Dikutip dari haibunda.com, mommy moon atau ‘jeda ibu’ adalah jeda sebelum seorang ibu siap untuk kembali ke pekerjaannya setelah melahirkan. Di Indonesia, istilah ‘mommy moon’ mulai dikenal setelah Raisa Andriana, seorang penyanyi sekaligus ibu muda, membagikan momen berlibur ke Bali usai melahirkan.

Hal itu dilakukan Raisa dengan tujuan agar ia terhubung kembali dengan dirinya sendiri, menemukan dirinya kembali dengan rehat sejenak. Mommy Moon tidak harus mewah, kata Raisa, hal itu bisa dilakukan para ibu sesuai kemampuan dan kesiapannya masing-masing dan tentunya dengan izin suami.

Ia mencontohkan, pemanfaatan waktu yang baik seperti mewujudkan keinginan sederhana, minum kopi misalnya, atau mandi tanpa terburu-buru. “Atau tidur siang dengan nyenyak, menekuni hobi lama yang tidak sempat dilakukan lagi sejak punya anak. Semua tentang menomorsatukan diri kembali sejenak, melakukan sesuatu karena ingin, bukan karena harus,” ujarnya.

Untuk menghindari ‘rasa bersalah’ karena bersenang-senang sendiri tanpa keluarga, karenanya perlu diingatkan kembali tujuan mommy moon. “Ingat, bahwa disadari atau tidak, suasana rumah dipengaruhi oleh suasana hati ibu. Ibu yang bahagia akan membesarkan anak-anak yang bahagia pula,” katanya.

Bagaimana, tertarik untuk mencoba Mommy Moon?