Nganjuk (20/8). Pondok Pesantren Al Ubaidah menggelar upacara memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di halaman Pondok Pesantren Al Ubaidah, Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur, pada Minggu (17/8). Upacara tersebut dihadiri oleh para ulama, dewan guru, para santri, dan warga serta pelajar SMK Budi Utomo Kertosono.
Pengasuh Ponpes Al Ubaidah, Habib Ubaidillah Al Hasany bertindak sebagai inspektur upacara. Dalam amanatnya, ia menyebut, tahun 2025, Indonesia memasuki usia ke-80 sejak merdeka pada 17 Agustus 1945. Delapan puluh tahun adalah waktu yang panjang untuk sebuah bangsa yang dibangun dari semangat perjuangan, pengorbanan, dan kerja keras seluruh rakyat.
Habib Ubaidillah Al Hasany, menyampaikan bahwa peringatan hari kemerdekaan adalah momentum penting untuk menumbuhkan rasa syukur yang mendalam kepada Allah SWT serta mengenang perjuangan para pahlawan.
“Makna HUT ke-80 RI sangat jelas bagi kami. Ini adalah bentuk ungkapan syukur kepada Allah SWT atas karunia kemerdekaan yang diraih pada tahun 1945 melalui perjuangan dan pengorbanan para pendahulu kita. Mereka rela mengorbankan harta dan benda, bahkan nyawa demi kemerdekaan bangsa Indonesia,” ujar Habib Ubaidillah usai pelaksanaan upacara.
Ia menekankan, sebagai umat Islam, terlebih yang hidup di lingkungan pondok pesantren, rasa syukur itu harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam semangat menuntut ilmu untuk kemajuan bangsa, dan negara.
“Para santri dan pembina, harus lebih menunjukkan rasa syukur itu dalam bentuk yang nyata, terutama dalam hal mencari ilmu. Ilmu itu nantinya akan berguna untuk kemajuan umat dan bangsa ini,” lanjutnya.
Pondok Pesantren Al Ubaidah rutin menyelenggarakan upacara peringatan kemerdekaan setiap tahun. Menurut Habib Ubaidillah, kegiatan ini bukan hanya penting, tetapi sudah menjadi kewajiban.
Habib Ubaidillah juga menyampaikan harapannya bagi generasi muda, khususnya para santri, dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Ia mendorong agar para santri dapat mengisi kemerdekaan sesuai kemampuam dan keahlian masing-masing, terutama melalui kontribusi di bidang keagamaan.
“Para santri harus mampu membina umat dan bangsa ini dengan ilmu agama yang dimilikinya. Hal ini selaras dengan sila pertama Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa. Bukan hanya sekadar diucapkan, tapi harus benar-benar diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, dengan beribadah kepada Allah SWT,” pungkasnya.
Pelatih upacara, Peltu Sumanto mengatakan, kegiatan upacara HUT ke-80 RI di Ponpes Al Ubaidah sangat antusias. Ia bangga dan haru dipercaya melatih santri sebagai petugas upacara, sehingga upacara bisa terlaksana dengan baik.
“Untuk para santri supaya menjaga keimanan. Tingkatkan solidaritas antarsantri sebagai generasi muda penerus bangsa. Karena kalian adalah generasi penerus bangsa menyongsong Indonesia Emas 2045,” tutupnya. (Fiki).