Daging merupakan sumber protein hewani yang kaya gizi, tetapi potensi bahaya bisa saja muncul. Risiko kesehatan dapat muncul jika daging tidak benar dalam penanganannya atau dikonsumsi dalam kondisi tidak segar karena keamanan pangan, gizi dan ketahanan pangan saling terkait. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 420.000 orang meninggal dunia setiap tahun karena konsumsi makanan yang terkontaminasi.
WHO menjelaskan makanan yang terkontaminasi dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan yang biasanya bersifat menular atau beracun. Kontaminasi makanan dapat disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau zat kimia yang masuk dalam tubuh. Berikut adalah risiko kesehatan yang patut diwaspadai pada makanan yang terkontaminasi seperti daging yang busuk atau tak segar :
Risiko kesehatan makanan yang terkontaminasi
- Bakteri: Makanan yang terkontaminasi bakteri Salmonella, Campylobacter dan Enterohemorrhagic Escherichia coli merupakan beberapa patogen bawaan makanan yang paling umum menyerang jutaan orang tiap tahunnya. Gejalanya berupa demam, sakit kepala, mual, muntah, sakit perut, dan diare.
- Parasit: Parasit seperti cacing pita Echinococcus spp, atau Taenia spp, dapat menginfeksi manusia melalui makanan atau kontak langsung dengan hewan. Parasit seperti Ascaris, Cryptosporidium, Entamoeba histolytica atau Giardia, dapat memasuki rantai makanan melalui air atau tanah dan dapat mencemari produk segar.
Karena daging yang tidak segar atau busuk menjadi sarang bakteri patogen yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia, mengeluarkan Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Pedoman Cara Ritel Pangan yang Baik di Pasar Tradisonal. Regulasi tersebut dapat menjadi pedoman pemilihan daging segar yang baik dan layak dikonsumsi.
Ciri-ciri daging segar layak konsumsi
- Berbau khas daging segar
- Daging sapi berwarna merah, lemaknya keras berwarna kuning, ototnya berserat halus
- Daging kerbau berwarna merah tua, lemaknya keras berwarna kuning, otot agak kasar, rasanya agak manis
WHO juga memberikan lima kunci menuju makanan aman dikonsumsi, pertama jaga kebersihan, kedua, pisahkan makanan mentah dan matang, ketiga, masak makanan sampai matang. Kunci keempat menuju makanan aman dikonsumsi adalah dengan menjaga makanan pada suhu aman dan kelima, gunakan air dan bahan baku aman.
Mengetahui bahaya dan ciri-ciri daging tidak segar dapat menjauhkan kita dari risiko penyakit bawaan makanan yang serius dan kerugian lainnya. Memilih daging segar adalah langkah krusial dalam menjaga kesehatan keluarga. (Nabil)
Baca Juga: Kiat Nikmati Daging Kurban Tanpa Khawatir Kolesterol Naik