Jakarta (9/4). Ketua Forum Kerukunan Umat beragama (FKUB) Kota Jakarta Utara, KH. Wirta Amin Assalaf memberikan tausyiah agama pada pengajian “Safari Ramadan 1445H”. Kegiatan tersebut digelar DPD LDII Kota Jakarta Utara, di Masjid Nurul Fajar, pada Kamis (4/3).
Pada kesempatan itu, KH. Wirta Amin Assalaf mengajak warga LDII untuk memanfaatkan bulan Ramadan, dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas amal ibadah, serta menjaga hubungan kerukunan antar sesama, “Menciptkan suasana damai, rukun, tertib, sehingga dengan safari Ramadan jauh dari kegiatan-kegiatan mubadzir,” ungkapnya.
Ia juga mengapresiasi pembinaan generasi muda yang dilakukan LDII secara intensif dan berjenjang, sehingga dapat menciptakan generasi yang alim-faqih, berakhlakul karimah, dan mandiri, “Anak-anak dibina untuk membaca Al-Qur’an, anak-anak dibimbing untuk lebih rajin ibadah, dan mudah-mudahan ini bisa menjadi contoh yang baik,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua DPD LDII Jakarta Utara, Pudya Sanjaya mengungkapkan rangkaian kegiatan safari Ramadan merupakan program rutin yang dilakukan oleh LDII. Selama Ramadan, pengurus DPD LDII rutin berkeliling dari masjid ke masjid yang berada di bawah naungan LDII Utara.
“Ini kali ketujuh. Proses pelaksanaan safari Ramadan ini yang terakhir di Ramadan tahun ini di Jakarta Utara, dan malam hari ini di Kecamatan Cilincing di Masjid LDII Nurul Fajar,” ucapnya.
Menurutnya, safari Ramadan bisa menjadi ajang untuk mempererat silaturahim antara ulama dan umaro, “Kita bisa menghadirkan jajaran Muspika dan ini adalah momentum kita bisa bersilaturahim antara ulama dan umaro, sekaligus meningkatkan ukhwah Islamniyah kita,” lanjutnya.
Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Anggota DPRD Jakarta, H. Ramly Hi Muhammad. Ia mengapresiasi LDII yang telah menggelar kegiatan positif selama bulan Ramadan, “Safari Ramadan ini sangat baik, karena bagaimana tokoh masyarakat, ulama, dan pemerintah itu menyatu pada saat bulan suci ini. Hal-hal baik yang dilakukan oleh LDII harus ditularkan kepada masyarakat,” tanggapnya.
Alhamdulillah..
Shilaturoohim antara ulama dan umaro’