Jakarta (23/6). LDII kedatangan Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto, beserta jajaran pengurus partai. Acara kunjungan yang dikemas dalam buka puasa bersama dan diskusi tersebut, diikuti beberapa pengurus Hanura lainnya, antara lain Daryatmo, Wakil Ketua Divisi Pemenangan Pemilu; Aryadinata, Ketua Wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta yang merangkap staf khusus; Toto Sugiarto, Ketua Penggalangan Tokoh; Kusuma Wakil Sekjen dan beberapa tokoh pemuda organisasi sayap Hanura.
Bulan Ramadan yang penuh berkah memang pas untuk dijadikan ajakan intropeksi diri, apalagi untuk silaturahim. Diawali dengan perkenalan LDII oleh Abdullah Syam kepada Hanura. Ia menjelaskan bahwa LDII sebelum adanya UU N0. 17 Tahun 2013 Tentang Ormas, LDII sudah berpegang teguh pada Pancasila.
“Pancasila tidak bertentangan dengan Islam. Justru Pancasila lahir dari Piagam Jakarta yang terinspirasi oleh Piagam Madinah. Ideologi yang lahir dari Islam itu justru bisa mengakomodir umat yang majemuk,: kata Abdullah Syam. Menurutnya, LDII mewujudkan Pancasila dengan mendorong generasi yang berakhlakul karimah, mandiri, dan berilmu sehingga kesalehan bisa ditanamkan.
Generasi muda LDII dibina bersama organisasi sayap seperti Pramuka, Persinas, Majelis Taujih Wal Al-Irsyad dan beberapa komunitas warga LDII di tingkat lokal. “Kami ingin LDII menjadi organisasi yang profesional dan religius serta menjadi warga negara yang baik,” ia menambahkan
Kontribusi LDII untuk mewujudkan masyarakat yang menghayati Pancasila memang memiliki tantangan tersendiri. Masyarakat umumnya mengalami degradasi. Abdullah Syam menyatakan, generasi muda kini penghayatan terhadap Pancasila mulai melemah.
Generasi muda mengalami degradasi terhadap karakter, degradasi nilai, bahkan degradasi terhadap ideologi Pancasila. Hal ini menjadi penyebab melunturnya kesalehan sosial. Imbasnya, generasi penerus yang kelak menjadi pemimpin akan menghasilkan generasi yang lebih buruk.
Selain memperkenalkan LDII, melalui Prasetyo Sunaryo, ketua DPP LDII menyampaikan pemikiran LDII mengenai masalah bangsa. Menurut Praseto, otonomi daerah memiliki sisi persoalan, di antaranya menyebabkan pendistribusian SDM tidak merata, tidak adanya sistem ekonomi nasional, permasalahan pemilu yang menyoal kurangnya representasi, dan berbagai masalah yang mendera bangsa.
Evaluasi mengenai otonomi daerah inilah yang diharapkan LDII bakal menjadi perhatian Hanura. Prasetyo memiliki menyadari peran ormas berbeda dengan peran partai politik namun bisa memiliki tujuan dan harapan yang sama. “Partai politik memiliki instrumen dan kendali yang lebih besar dalam menentukan kebijakan. Namun pada porsinya, ormas juga memahami problematika di lapangan yang lebih mendalam,” kata Prasetyo.
Dalam kesempatan itu, Wiranto banyak bercerita mengenai pendirian Hanura. Dalam mendirikan Hanura, ia terinspirasi oleh para founding father, yang meskipun masih muda memiliki semangat dan pola pikir yang luar biasa untuk perjuangan rakyat. “Berdasarkan Pembukaan UUD 45 alinea kedua, “mengantarkan ke pintu gerbang rakyat Indonesia” terbayang bangsa Indoensia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Ini yang belum kita rasakan sepenuhnya. Ini menjadi cita-cita saya bersama,” ujarnya.
Untuk mewujudkan cita-cita itu, menurut Wiranto, Indonesia butuh pemimpin yang diamanahkan oleh rakyat dan partai politik sebagai kendaraannya. Namun diakuniya, pemimpin formal seakan-akan milik partai politik. Secara konstitusional parta politik diberi hak monopoli mengkader para pemimpin yang akan mewujudkan cita cita bangsa.
“Di sini sangat ironis. Ketika parta politik merekrut calon pemimpin tidak melakukannya dengan baik. Politik lebih suka mencari yang instan sehingga pemimpin sebagai penentu masa depan memiliki kompetisi yang salah,” ia bercerita.
Pemimpin harus sadar bahwa jabatan adalah amanah dari Allah dan mandat dari rakyat. Pemimpin harus mengerti tugas serta masalah yang dihadapi. Banyak pemimpin yang tahu masalah namun tidak berani mengambil resiko, harus mampu aksi dan memiliki kemampuan. Sejalan dengan Hal itu, Hanura ingin terus berbenah diri. Dengan mimpi mewujudkan negeri yang Baldatun Toyibatun warobu gofur Wiranto menilai misi yang diemban LDII sejalan dengan partai Hanura.
“Ada beberapa hal yang bisa kami elaborasi dengan LDII, dan kami sudah memiliki satu pemahaman. Tugas kami dengan LDII betul betul paralel, semoga kami akan semakin banyak sharing dan saling mengisi agar bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya. (Khoir, Riyan/LINES)