Tulang Bawang (10/5). DPD LDII Tulang Bawang mengikuti “Pembinaan Dai se-Kabupaten Tulang Bawang”. Acara itu diselenggarakan Kemenag Tulang Bawang, di Aula KBIH Al Mansyur, Unit 2, Tulang Bawang, Lampung, pada Selasa (10/5), diikuti ratusan peserta berasal dari perwakilan ormas keagamaan dan pengurus majelis taklim se-Tulang Bawang.
Kasi Bimas Islam Kemenag Tulang Bawang, Mujamil mengatakan, untuk memperkuat peran dakwah yang inklusif dan responsif terhadap perkembangan zaman, diperlukan pembinaan dai dan daiyah. “Di era digital, dai memiliki tantangan adanya penyebaran informasi yang tidak terverifikasi. Sehingga, ada potensi keberagaman informasi yang tersebar luas di internet,” ujarnya.
Mujamil menilai, informasi yang tidak terverifikasi dengan benar tersebut, dapat menyesatkan pemahaman agama dan memecah belah umat. “Untuk itu, penting bagi dai untuk bersatu. Mari tingkatkan ukhuwah Islamiyah sebagai penggiat dakwah. Saling memperkuat pengetahuan keagamaan, memperkokoh ahlakul karimah dan membangun syiar Islam,” tuturnya.
Sementara itu, Kasubbag TU Kemenag Tulang Bawang, Marsudi menegaskan, keberadaan majelis taklim dan para dai, merupakan garda terdepan penyebaran ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin. “Serta, sebagai elemen penting, dalam merawat persatuan umat, di tengah tantangan sosial keagamaan yang terus berkembang,” pungkasnya.
Ia menjelasakan, program itu, bukan hanya kegiatan seremonial, tetapi untuk menyatukan visi dalam memperkuat posisi majelis taklim dan para dai. “Sebagai pilar dakwah yang mampu menjawab tantangan zaman,” kata Marsudi.
Menanggapi itu, Wakil Ketua DPD LDII Tulang Bawang, Sriyanto mengungkapkan, acara tersebut sangat baik. “Karena membahas moderasi beragama, yang relevan dengan kondisi kebangsaan yang majemuk. Kemerdekaan Indonesia juga lahir dari para pendiri bangsa yang menjunjung tinggi toleransi,” imbuhnya.
Sriyanto menambahkan, para dai harus mampu menguasai teknologi informasi, agar dakwah bisa menjangkau lebih luas untuk memberikan kemaslahatan bagi umat. “Semoga dapat memperkuat sinergi antarlembaga keagamaan untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis, toleran dan melek teknologi dalam berdakwah,” tutupnya.
Jadi kesimpulannya bagaimana?
Bolehkah Khutbah Jumat Selain Bahasa Arab?
Alhamdulillah, semoga manfaat dan barokah utk menyeru kebajikan dan mengajak kebaikan melalui dakwah yg menyejukkan