Banggai Laut (13/9) Semilirnya hembusan angin di atas perbukitan di pinggiran pantai di Yayasan Al Hajar, Banggai Laut, menambah hangatnya suasana tausiyah. Para juru dakwah LDII, yang tergabung dalam Bhakesrta memberikan tausiyah agama dengan mengajak umat Islam di Banggai Laut bersyukur sebagai modal sosial dalam membangun bangsa.
Didampingi Rustam Ando, S.Ag, M.Ag petugas Kementrian Agama Kabupaten Banggai, Ust H Moh Jarir dari LDII memberikan tausiyah agama bagi santri. Selain tausiah, tim LDII juga mempresentasikan program beasiswa pesantren sambil sekolah sesuai dengan paket bantuan Ekspedisi Bhakesra dari LDII.
Mengawali tausiyah, Jarir mengajak santri untuk senantiasan bersyukur. “Hidup sekali ini bisa menikmati hidayah oleh Allah, maka sudah sepatutnya kita bersyukur,” ujar Jarir. Ia juga mengingatkan manusia agar terhindar menjadi mahluk yang paling hina karena mengejar duniawi. Manusia bisa menjadi mahluk yang paling mulia, bila mampu mengendalikan hawa nafsu. “Musuh umat Islam menggunakan godaan dunia, seperti musik-musik, seks bebas sehingga terjerumus dosa. Jika sudah seperti ini, maka hancur dunia,” ujar Jarir.
Jarir juga mengajak santri untuk lebih menghayati makna kehidupan dunia. Supaya santri tidak hanya berorientasi kehidupan dunia saja. “Dikarenakan manusia membangun rumah kemakmurannya di dunia, dan membangun rumah kehancurannya di akhirat. Maka mereka merasa senang denga kehidupan dunia, dan takut mati,” ujar pengasuh Ponpes Nurul Aini ini.
Ulama itu adalah amanat Allah terhadap mahluknya. Jika ulamanya faqih, mampu terus menerus mengamalkan ilmunya. Maka semakin banyak orang yang dicintai oleh Allah. Karena Allah mencintai orang-orang yang taat peraturan.
“Maka untuk menjadi ulama yang baik. Ada poin penting yang harus diperhatikan, pertama harus berilmu. Kalian harus berusaha memahamkan diri. Paham dilihat dari kebaikannya. Kedua, setelah berilmu. Maka kita juga harus bisa mengamalkan,” ujar Jarir.
Jarir mencontohkan poin pengamalan seperti Abu Bakar, amalannya banyak sekali. “Siapa yang hari ini berpuasa? Tanya Nabi. Abu Bakar menjawab, Saya Nabi. Ketika ditanya takziyah, lagi-lagi Abu Abakar menjawab. Saya Nabi,” ungkap Jarir.
Berbicara pengamalan, maka amalan andalan harus menjadi poin penekanan diri. “Misalnya sholat sunah. Mari tertibkan, misalnya salat rawatib. Ya kita jaga terus,” ujar Jarir.
Amalan andalan bisa menjadi tameng kuat dalam menghindari siksaan Allah. Kemudian berbicara kesehatan. Jarir mengajak sholat malam. “Orang yang kuat bukan yang punya kelebihan dalam tenaga, namun seseorang yang mampu menjaga amalan sholat malam,” ungkap Jarir.
Mengakhiri tausiyah sebagai rangkuman ketiga poin nasehatnya. Maka Jarir mengajak seluruh santri untuk sukses tiga hal, yaitu paham agama, baik budi pekerti dan mandiri. “Baiknya budi pekerti bisa melampaui orang yang ahli sholat dan puasa,” ujar Jarir.
Hadir dalam acara tausiah, santri ponpes Al Hajar yang terdiri dari siswa MTs dan SMK Al Hajar. Tempat acara berlokasi di SMK Al Hajar, Kabupaten Banggai. Menutup acara, Rustam memberikan motivasi kepada generasi muda untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk nyantri dalam program yang ditawarkan. “Kalian mondok hingga selesai lalu pulang, maka kalian telah menjadi ustadz. Jika saat ini kalian berangkat, 10 tahun ke depan sudah ada yang naik di mimbar-mimbar masjid sebagai mutiara bagi Banggai Laut,” ujar Rustam (Fredy/Lines).