Sleman (25/7). Tim Verifikator Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meninjau Program Kampung Iklim (Proklim) tingkat nasional kategori utama. Mereka mengunjungi Desa Wisata Sangurejo, Kapanewon Turi, Sleman, DIY, pada Selasa (9/7).
Program Kampung Iklim yang dipusatkan di Desa Sangurejo tersebut merupakan iniasi DPW LDII DIY dengan melibatkan dai/daiyah LDII untuk menggelorakan aksi peduli lingkungan di masjid dan kampungnya masing-masing agar lebih bersih, hijau dan sehat.
Saat mengunjungi Kampung Proklim Sangurejo, Kepala Seksi Pengendalian Kerusakan dan Konservasi Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman, Dewi Setyowati mengapresiasi seluruh elemen yang berpartisipasi membantu mengembangkan Kampung Proklim Sangurejo.
“Dari lembaga masyarakat yang ada, dukungan dari akademisi, juga institusi yang lain sangat guyub dan mendukung. Semoga kegiatan yang telah dilaksanakan ini dapat terus berkelanjutan dan memberi manfaat tidak hanya dari lingkungannya saja tetapi juga sosial termasuk peningkatan secara ekonomi,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, proses evaluasi tingkat kabupaten terus berlanjut. Mulai dari kegiatan yang sudah dirintis, seperti pengelolaan sampah, sedekah sampah, pengembangan kegiatan ecoprint, juga energi baru terbarukan. “Harapan kedepannya, semua kegiatan yang sudah dirintis bisa tetap terjaga, dirawat dan ditingkatkan lagi,” pungkasnya.
Sementara, saat menerima kunjungan tim verifikator, Ketua Sako SPN Turi yang menjadi salah satu inisiator Proklim Padukuhan Sangurejo, Salip mengungkapkan, ia melibatkan Satuan Komunitas Pramuka (Sako) SPN untuk membantu mengembangkan Proklim Desa Sangurejo.
“Kontribusi dalam pembentukan dan inisiator Proklim Alhamdulillah berjalan dengan baik. Sako membantu mulai dari persiapan, musyawarah dengan gugus depan, kemudian pemberian tugas kepada pembina-pembina hingga dukungan dari Kwaran,” ungkapnya.
Ia melanjutkan Sangurejo yang merupakan kampung pramuka dan desa wisata ini sedang berupaya menuju Kampung Proklim Utama. Beberapa inovasi sudah diujicobakan seperti mendirikan Sanggar Ecoprint Sangurejo (ECSA), serta inisiasi jalur dan spot healing di dalam desa.
Saat mengunjungi Sanggar Ecoprint Sangurejo (ECSA), Panewu Kapanewon Turi Bara Hernowo Natali mengungkapkan produk ecoprint dapat yang dikembangkan bisa menjadi salah satu sumber pendapatan yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi.
“Bagi kami, ecoprint ini bisa untuk meningkatkan perekonomian. Produk ecoprint ini sedang naik daun sehingga perlu kami dorong untuk bisa berkembang baik diproduksi maupun pemasaran. Kami dari jajaran Kapanewon Turi ikut mendampingi pelaku-pelaku usaha dalam membuat ecoprint supaya bisa bermanfaat,” ujarnya.
Verifikasi lapangan Proklim tingkat nasional kategori utama ini, dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari adanya evaluasi dan penilaian yang dilakukan oleh DLH Kabupaten Sleman pada tahun 2023. Untuk itu tim verifikator mengapresiasi perkembangan Padukuhan Sangurejo dalam program Proklim. “Ini sudah sangat pesat karena mendapat banyak dukungan dan kunjungan dari luar daerah maupun luar negeri termasuk universitas,” tutupnya.