Nganjuk (9/6). Lebih dari 400 santri dan 150 warga mengikuti salat Idul Adha 1446 H di Pondok Pesantren Millenium Alfiena Lengkong, Nganjuk, Jawa Timur, pada Jumat pagi (6/6). Bertindak sebagai imam dan khatib, Ust. Ahmad Yoko.
Dalam nasehatnya, Ahmad Yoko mengungkapkan, hikmah kurban bermula dari keteladanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. “Sebagaimana tercantum dalam QS. As-Saffat ayat 102–107 tentang ketaatan kepada Allah SWT,” ujarnya.
Momentum Idul Adha juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebahagiaan melalui program berbagi daging kurban. “Wujud kepedulian sosial. Kurban adalah wujud syukur yang hakiki. Tidak hanya di lisan, tetapi juga diwujudkan dalam ketaatan dan pengorbanan,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, dalam QS. Al-Hajj ayat 37 diterangkan, yang sampai kepada Allah bukanlah daging dan darah, melainkan ketakwaan dari hati. “Sarana untuk menumbuhkan kebahagiaan dan mempererat kebersamaan melalui momentum berbagai dan makan bersama,” tutur Ahmad.
Selain menjadi syiar Islam yang tampak nyata pada hari besar umat Islam (QS. Al-Hajj ayat 36), kurban juga menghidupkan semangat haji, “Karena termasuk bagian dari ibadah yang dilakukan di Tanah Suci dan mendorong umat untuk memiliki semangat menuju Baitullah,” pungkas Ahmad.
Sementara itu, membacakan sambutan dari Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi, Ust. Ahmad Jaelani mengatakan, bupati mengapresiasi solidaritas dan kerukunan masyarakat dalam menjalankan ibadah kurban.
“Kurban adalah bentuk keikhlasan dan kepedulian pada sesama. Melalui Idul Adha, diharapkan masyarakat semakin terbiasa berbagi, sabar, dan kuat menghadapi ujian hidup. Serta menyempurnakan iman melalui ibadah kurban dan haji,” tuturnya.
Baca Juga: 400-an Santri Ikuti Simulasi Manasik Haji di Ponpes Millenium Alfiena