Tuban (19/11). Wakil Bupati Tuban, Joko Sarwono, membuka Musyawarah Daerah (Musda) X LDII Kabupaten Tuban pada Sabtu (15/11) di Ruang Rapat RH Ronggolawe Pemkab Tuban, Jawa Timur. Ia meminta LDII Tuban untuk memperkuat sumber daya manusia (SDM) yang profesional dan religius selaras dengan arah pembangunan daerah.
“Tema Musda ini, yakni penguatan SDM profesional dan religius untuk membangun desa dan menata kota, sangat relevan dengan visi pembangunan Kabupaten Tuban,” ujarnya.
Ia menjelaskan kegiatan lima tahunan ini bertajuk “Penguatan SDM Profesional Religius untuk Mewujudkan Visi Tuban Sejahtera Melalui Kontribusi Nyata dalam Klaster Mbangun Deso Noto Kutho,” yang sejalan dengan semangat kolaboratif Pemkab Tuban.
Joko Sarwono menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan organisasi masyarakat berbasis keumatan, termasuk Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, LDII, dan ormas lainnya. Menurutnya salah satu klaster pengabdian yang dinilai sangat strategis adalah penguatan wawasan kebangsaan.
“Implementasi wawasan kebangsaan harus berakar pada toleransi dan kerukunan. Perbedaan pemikiran, termasuk dalam penafsiran agama, menurutnya merupakan hal wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Karena itu, dialog menjadi solusi utama untuk mencegah munculnya sikap intoleran,” tegasnya.
Ia juga menyoroti maraknya informasi negatif di media sosial seperti TikTok dan YouTube yang dapat memicu opini keliru di masyarakat. Ia menegaskan dialog dan komunikasi terbuka adalah satu-satunya jalan untuk mencegah intoleransi.
Joko juga membuka ruang seluas-luasnya bagi LDII untuk berdialog dan berkolaborasi dengan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seperti Dinas Sosial, P3A, PMD, Bappeda, dan dinas lainnya, agar program kerja LDII dapat selaras dengan kebutuhan daerah.
”Delapan klaster pengabdian LDII yang disampaikan DPW LDII Jawa Timur sangat relevan dengan prioritas pembangunan Kabupaten Tuban,” tegas Joko.
Sementara itu, Ketua DPW LDII Jawa Timur, Moch Amrodji Konawi, menegaskan Musda merupakan forum tertinggi organisasi untuk mengevaluasi laporan pertanggungjawaban, menyusun program kerja, dan membentuk kepengurusan baru.
“Tiga pilar utama yang harus dimiliki seorang pemimpin LDII, yakni pelayanan, perlindungan, dan pengembangan organisasi. Pemimpin itu pelayan umat. *Sayyidul qaum khodimuhum*. Ia harus mampu memberikan pelayanan terbaik untuk kebutuhan organisasi dan masyarakat,” ungkapnya.
Amrodji mengingatkan agar pemimpin mengayomi umat dengan kebijaksanaan sesuai tuntunan Al-Qur’an dan hadis. Selain itu, Ia juga menjelaskan pentingnya peran LDII dalam amar makruf nahi munkar bersama ormas Islam lain seperti NU dan Muhammadiyah untuk memperkuat pembinaan umat di daerah.
“Musda ini kami jadikan sarana memperkuat konsolidasi dan menyelaraskan program LDII dengan pembangunan daerah, termasuk melalui delapan klaster pengabdian,” ujar Ketua DPD LDII Tuban, Hartono.
Ia juga memberikan apresiasi atas dukungan Pemerintah Kabupaten Tuban dalam penyelenggaraan agenda organisasi tersebut. Hartono menyampaikan bahwa Musda ini menjadi momentum strategis untuk mengevaluasi program kerja periode sebelumnya sekaligus menyusun arah kebijakan organisasi lima tahun mendatang.
Musda X juga menetapkan susunan pengurus baru LDII Tuban masa bakti 2025-2030. Selain sidang pemilihan dan penyusunan program kerja, Musda X LDII Tuban juga menghadirkan Panel Dialog Kebangsaan dengan topik nasionalisme, kamtibmas, dan moderasi Islam. Dialog tersebut diharapkan dapat memperkuat kontribusi LDII terhadap pembangunan daerah secara berkelanjutan.

