Bekasi (19/5). Sebagai bentuk kepedulian terhadap kesiapsiagaan bencana, PC LDII Kecamatan Setu menggandeng Sentra Komunikasi (Senkom) Mitra Polri Kecamatan Setu menggelar pelatihan penanganan bencana, Sabtu, (10/5). Kegiatan itu dipusatkan di halaman Masjid Baitussalam, Kampung Cijengkol, RT 001/002, Setu, Bekasi, dengan fokus simulasi penanganan gempa bumi dan kebakaran akibat kebocoran gas.
Kegiatan ini menyasar kelompok ibu rumah tangga yang dinilai memiliki peran krusial dalam pencegahan risiko kebakaran di rumah tangga. Sekitar 100 peserta yang terdiri dari ibu-ibu pengajian dan warga sekitar mengikuti sosialisasi dan simulasi dengan antusias. Mereka dibekali keterampilan dasar dalam menghadapi situasi darurat secara cepat dan aman.
Ketua PC LDII Kecamatan Setu, Aris Setyawan, mengatakan pelatihan ini merupakan bagian dari dakwah sosial LDII yang bertujuan membangun kesadaran tanggap bencana di masyarakat. “Kami ingin warga tidak hanya kuat secara spiritual, tapi juga tangguh dalam menghadapi kondisi darurat. Ini adalah bentuk kontribusi LDII dalam menciptakan lingkungan yang siap siaga terhadap bencana,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Senkom Setu, Ali Romdhon, menyebut kegiatan ini penting mengingat masih minimnya edukasi langsung kepada masyarakat soal penanganan bencana. “Ibu-ibu di rumah adalah pihak pertama yang berhadapan langsung saat terjadi kebakaran akibat kompor atau gas bocor. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan, bukan panik,” katanya.
Pelatihan dipandu langsung oleh dua anggota Senkom SAR Kabupaten Bekasi, Sandi Setia Miharja dan Andreas Abdul Kayis. Keduanya memberikan materi simulasi penanganan gempa dan teknik memadamkan api menggunakan alat sederhana seperti karung basah. Selain itu, peserta diajarkan cara menutup tabung gas secara aman dan mengenali tanda-tanda kebocoran gas.
Simulasi berlangsung interaktif. Peserta diberi kesempatan praktik langsung untuk memadamkan api kecil dan menghadapi skenario kebakaran di dapur. Sesi ini disambut antusias oleh warga karena memberikan pengalaman langsung yang jarang mereka dapatkan. “Kami jadi tahu cara yang benar, terutama agar tidak panik duluan,” ujar salah satu peserta, Miftahul Jannah.
Tokoh masyarakat Kampung Cijengkol, Imam Fathon, menyambut baik program ini dan berharap kegiatan semacam ini dapat diadakan secara berkala. “Ini pelatihan yang sangat relevan dengan kondisi masyarakat. Warga perlu terus dibekali ilmu seperti ini agar lebih siap dalam situasi darurat,” katanya.
Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab dan pembagian materi edukasi kebencanaan, termasuk rencana tindak lanjut pelatihan lanjutan seperti pertolongan pertama dan evakuasi mandiri. (Sofyan/Wicak)
Sinergi antara ldii dan senkom mitra polri
LDII untuk bangsa
Semoga lebih barokah dan bermanfaat