Palu (5/11). DPD LDII Kota Palu menggelar seminar bertajuk “Parenting Skill dan Pranikah”. Seminar bertujuan membekali orang tua dan generasi muda, dengan pengetahuan membangun keluarga harmonis dan berkualitas.
Kegiatan seminar dilaksanakan selama dua hari. Seminar Parenting Skill mengangkat tema “Peran Orang Tua dalam Menanamkan 29 Karakter Luhur Anak’’ digelar di Gedung Pogombo pada Sabtu (25/10). Sementara seminar Pra Nikah dengan teman “Menikah Siapa Takut?’’ berlangsung di Aula SMKN 3 Palu, pada Sabtu (26/10).
“Seminar ini merupakan bagian dari pembinaan karakter bagi orang tua dan generasi muda, agar mampu menjalani kehidupan berumah tangga dengan tanggung jawab dan landasan agama yang kuat,” kata Ketua DPD LDII Kota Palu, Ilyas Pasaribu.
Menurutnya, pernikahan bukan hanya tentang cinta, tetapi juga tentang kesiapan mental, spiritual, dan kemampuan mengasuh anak dengan bijak. “Melalui seminar ini, kami ingin membekali bagi orang tua dan calon pasangan agar dapat membangun keluarga sakinah, mawaddah, warahmah,” ujarnya.
Dua seminar tersebut diikuti ratusan peserta dari kalangan orang tua dan remaja LDII. Para peserta mendapatkan materi seputar mendidik karakter anak, persiapan mental sebelum menikah, komunikasi dalam rumah tangga, hingga pola asuh anak yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Seminar menghadirkan pemateri fasilitator parenting dan pranikah, Rio Azadi dan psikolog, Sovia Sahid. Dalam sesi interaktif, keduanya mengajak peserta berdsikusi dan melalukan simulasi mengenai berbagai tantangan keluarga modern, termasuk pengaruh media sosial terhadap hubungan suami-istri dan anak.
“Materi ini sangat dibutuhkan sekali bagi orang tua, karena saat ini Gen Z tantangannya sangat luas. Maka cara mendidiknya pun juga harus berubah,” ucap Rio Azadi.
Sementara untuk materi pranikah juga sangat dibutuhkan oleh para generasi muda, yang umumnya khawatir tentang pernikahan, akibat standar-standar sosial yang dipamerkan di media sosial, “Tidak ada pernikahan yang sempurna, tetapi kita berusaha yang terbaik agar pernikahan ini sesuai dengan nilai-nilai Islam dan bisa memberikan kebahagiaan,” tutur Sovia Sahid.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari peserta. Hamid salah satu peserta berharap kegiatan serupa dapat rutin dilaksanakan, untuk menambah pengetahuan dan kesiapan menghadapi kehidupan rumah tangga.
“Ya harapannya bisa dilaksanakan setahun dua kali, karena materi seperti ini sangat dibutuhkan sekali bagi para generasi muda. Tentu ini menjawab semua keresahan anak-anak muda yang takut menikah,” kata Hamid.












