Serang (24/12). DPD LDII Kabupaten Serang dan Kota Cilegon menghelat Festival Anak Sholeh (FAS) 2025 melalui Pembina Penggerak Generasi Penerus (PPG) Insan Unggul untuk mengevaluasi perkembangan pendidikan generasi penerus LDII. Kegiatan yang menargetkan anak usia PAUD, SD dan SMP ini berlangsung di GSG DPD LDII Serang dan Gedung LDII Banten pada Minggu (21/12).
“FAS diikuti sekitar 400 peserta dari seluruh TPQ LDII di wilayah Kabupaten Serang dan Cilegon. Antusiasme peserta dan dukungan orang tua meningkat dibanding gelaran sebelumnya,” ujar Ketua Panitia Sigit Prasetyo.
Ia menambahkan, pembinaan karakter generus ini menjadi salah satu alasan LDII terus mendorong kegiatan edukatif bagi generasi mudanya. Kegiatan mengusung tema “Pesta Bakat dan Semangat Generasi Hebat”.
Pembina PPG Insan Unggul Dawud Nurhasan menilai FAS sudah berkembang menjadi ruang pertumbuhan karakter. Ia mengapresiasi kepada seluruh penyelenggara yang menjaga kualitas kegiatan dari tahun ke tahun.
“FAS bukan sekadar lomba, tetapi ruang pembiasaan moral anak. Kami ingin peserta memahami adab, kemandirian, serta disiplin yang kelak menguatkan fondasi perjalanan mereka sebagai generasi penerus,” tuturnya.
Dawud juga menyebut 29 karakter generus LDII merupakan formula pendidikan yang dirancang agar anak-anak memiliki akhlak yang kuat sekaligus kompetensi masa depan. Menurutnya, karakter seperti jujur, rukun, kerja keras, cerdas, serta bertanggung jawab perlu ditanamkan sejak dini. “Kompetisi ini hanya pintu awal. Yang lebih penting ialah bagaimana para orang tua dan pendidik terus menguatkan karakter tersebut dalam keseharian anak-anak,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPD LDII Serang Kabid Bagaskara, memberikan perhatian besar terhadap penyelenggaraan FAS 2025. Ia menyebut kegiatan ini menjadi bagian strategi LDII untuk membina generasi yang siap menghadapi perubahan sosial.
“LDII melihat pendidikan karakter sebagai investasi jangka panjang. FAS mengajarkan anak untuk berkompetisi tanpa saling menjatuhkan, belajar dengan gembira, serta mengembangkan kecintaan pada Al Quran,” ucapnya.
Kabid menambahkan, generasi unggul tidak lahir dari kemampuan akademik saja, tetapi dari sikap mental yang stabil, kemampuan bekerja sama, serta kemauan memperbaiki diri. Ia mengatakan, LDII terus mendorong TPQ dan guru pembina menciptakan pola pendidikan yang sehat.
“Anak-anak perlu dukungan lingkungan yang kondusif agar tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak dan berprestasi. Kami berkomitmen memperkuat ekosistem ini,” tutupnya.
Adapun cabang perlombaan meliputi adzan-iqomah, mewarnai, hafalan Al Quran, pildacil, mars 29 karakter, MUA atau tata rias, kabaret, short movie dan lomba cerdas cermat. FAS 2025 diharapkan dapat menjadi wadah bagi generasi penerus LDII untuk menunjukkan kemampuan dan bakat mereka, serta meningkatkan kualitas pendidikan keagamaan di lingkungan LDII.












