Lembaga Dakwah Islam Indonesia
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Kerja Bakti Nasional 2025 dan 17 Agustus 2025
No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Kerja Bakti Nasional 2025 dan 17 Agustus 2025
No Result
View All Result
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
Home Seputar LDII Organisasi

Peran Vital Keluarga dalam Pembentukan Karakter

2016/09/10
in Organisasi
0
audiensi mensos 2016
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

x

(Jakarta 9/9). Keluarga adalah titik nol sekaligus benteng terakhir dalam pembentukan moral generasi penerus. Jika benteng terakhir ini rusak, maka upaya bangsa Indonesia menuju generasi emas pada tahun 2045 mendatang terancam gagal. Inilah yang menjadi pemikiran LDII menjelang Musyawarah Nasional (Munas) VIII yang bakal dihelat 8-10 November 2016.

Untuk memaksimalkan peran keluarga dalam membentuk karakter sekaligus persiapan Munas, DPP LDII beraudiensi dengan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di ruang kerjanya, Kementerian Sosial pada Kamis (8/9). Dalam perbincangan itu, Khofifah menyorot soal fungsi keluarga. Tren saat ini calon pasangan yang menikah kurang dibekali dengan pemahaman tentang fungsi keluarga.

Menurut survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia yang dipaparkan Khofifah, sebanyak 25 persen dari kurang lebih 2 juta pernikahan tahun 2016 terjadi karena Married by Accident (MBA). Khofifah juga memaparkan, pernikahan yang tidak diinginkan itu berkontribusi pada tingginya angka perceraian. Bahkan angka gugat cerai istri terhadap suami termasuk tinggi, pada kisaran 60-70 persen dari 382.231. Kasus perceraian tertinggi di Makassar 75 persen dan DKI Jakarta 70 persen.

“Perceraian yang terjadi akan berdampak pada anak yang menjadi broken home, sangat dekat dengan pergauan bebas. Ini akan menjadi life circle yang tidak akan pernah berakhir. Jika bukan kita siapa lagi,” ujarnya.

Anak broken home cenderung lebih mudah terpapar pergaulan negatif. Padahal, anak-anak dari keluarga normal kerap tertimpa kasus penyalahgunaan narkoba, terorisme, hingga LGBT. Khofifah membandingkan jika dulu orang tua was-was jika laki-laki bersama perempuan. Kenyataannya sekarang laki laki bersama laki laki sudah harus diwaspadai.

“LGBT sudah memakan korban berdasarkan temuan Bareskrim. Soal kasus prostitusi gay di Bogor, kami melihat anak-anak itu sebagai korban.  Dari 103 orang baru 7 orang yang dikirim ke Mensos. Di antara mereka ada yang malu dan menyesal dengan keluarganya,” ujarnya.

audiensi mensos

Kurangnya pengawasan menyebabkan korban tersangkut sindikat. Ia menyarankan kepada para orangtua agar meningkatkan kewaspadaan dan mawas diri dan menjalin komunikasi yang efektif terhadap anak. Saat ini pengaruh negatif bisa ada dimana saja. Media juga dinilai belum berpihak dalam menyampaikan pesan moral tetang fungsi keluarga yang seharusnya.

Khofifah mengajak LDII turut berkontribusi terhadap upaya merehabilitasi anak. Pasalnya, anak-anak yang terlanjur jatuh dalam pengaruh negatif berupa kekerasan seksual, pelanggaran perdata, dan pelanggaran pidana merupakan korban. Mereka memerlukan rehabiltiasi yang disebut Anak Bantuan Hukum (ABH).

Saat ini, dari 8.900 anak bermasalah hukum, 59 persennya berada di lapas dewasa. Panti ABH tersebar di Pekanbaru, NTB, Temanggung, dan beberapa wilayah lain. Wanita yang juga Ketua Wanita Musliamt NU juga menyayangkan panti-panti itu hanya melakukan sedikit pendekatan dalam rehabilitasi.

“Saya ingin panti-panti itu selain menggunakan pendekatan psikologis juga menggunakan pendekatan religius. Kami sudah melakukan kemitraan dengan univeraitas-universitas namun tidak efektif. Saya mengajak LDII bisa menyiapkan psikolog dan guru ngaji,” ujarnya.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

DPP LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

BERITA TERKINI

  • Perkuat Kinerja Organisasi Melalui 3K, LDII Sulut Sosialisasikan Hasil Rakornas 2025 August 4, 2025
  • Sambut HUT RI, LDII Baras Kerja Bakti Bersihkan Lingkungan August 4, 2025
  • LDII Sumsel Terima Kunjungan Cendekiawan Muslim Ahmad Ali August 4, 2025

NAVIGASI

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

KATEGORI

Kirim Berita via Telegram

klik tautan berikut:
https://t.me/ldiibot

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Kerja Bakti Nasional 2025 dan 17 Agustus 2025

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.