Lembaga Dakwah Islam Indonesia
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
No Result
View All Result
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
Home Artikel Opini

Dari Buku Menuju Kearifan Pikiran dan Kemuliaan Adab

2025/05/15
in Opini
6
Ilustrasi: Pinterest.

Ilustrasi: Pinterest.

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Oleh: Thonang Effendi*

Di sebuah rumah sederhana, keluarga kecil itu membiasakan sebuah tradisi: membaca buku setiap malam setelah salat Isya seminggu 2 kali pada saat libur pengajian. Sang ayah membacakan buku cerita Islami, kisah para nabi, atau buku sejarah dunia. Sang ibu menyimak sambil sesekali menyelipkan penjelasan. Anak-anak mendengarkan dengan mata berbinar. Sesekali muncul pertanyaan, lalu berdiskusi, dan diakhiri dengan pelajaran moral yang bisa mereka petik. Di keluarga itu, buku bukan sekadar benda mati, tapi jendela kehidupan.

Tradisi seperti ini barangkali mulai langka. Tapi justru di sinilah pentingnya kita mengingatkan kembali. Terlebih setiap tanggal 17 Mei diperingati sebagai Hari Buku Nasional. Sebuah momen reflektif untuk menakar kembali, sejauh mana kita memosisikan buku dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.

Membaca buku sejatinya adalah aktivitas intelektual sekaligus spiritual. Lewat lembar demi lembar, kita bisa menjelajahi tempat-tempat jauh, memahami budaya lain, hingga mengenal sudut pandang yang berbeda. Buku mengajarkan kita untuk tidak gegabah dalam mengambil kesimpulan, untuk berpikir lebih dalam, lebih matang, dan lebih bijak. Informasi yang tersimpan dalam ingatan melalui proses membaca membentuk pola pikir yang lebih reflektif dan toleran.

Namun, tantangan kita hari ini tidak kecil. Di tengah arus informasi instan yang berseliweran di gawai dan media sosial, membaca buku perlahan terpinggirkan. Kita lebih mudah tergoda oleh narasi pendek, tajam, dan sering kali menyesatkan, fenomena yang dikenal sebagai post-truth. Kita tak lagi mencari kebenaran, tapi hanya membenarkan apa yang kita yakini. Akibatnya, ruang dialog menyempit, dan empati menurun.

Dalam konteks inilah, membaca buku menjadi lebih penting dari sebelumnya. Ia tidak hanya menyuplai pengetahuan, tetapi juga mengasah kearifan. Membaca mengajarkan kita memahami orang lain, menghargai perbedaan, dan bersikap lebih manusiawi. Orang yang rajin membaca biasanya memiliki daya tahan yang lebih kuat terhadap provokasi, karena ia terbiasa menimbang dengan akal sehat.

Namun, kedalaman dan keluasan ilmu saja tidak cukup. Seperti dikatakan oleh para ulama, ilmu tanpa adab ibarat api tanpa cahaya. Di sinilah pentingnya mengiringi budaya membaca dengan keluhuran akhlak. Membaca harus dituntun oleh niat baik dan disertai dengan sikap rendah hati dalam menerima perbedaan.

Dalam ajaran Islam, wahyu pertama yang diturunkan adalah “Iqra”, bacalah. Ini bukan sekadar perintah membaca teks, tapi juga ajakan untuk membaca realitas, membaca diri, membaca zaman. Membaca menjadi jalan pembuka untuk mengenali Allah, memahami sesama, dan memperbaiki diri. Jika digabungkan dengan adab, maka membaca akan melahirkan pribadi yang bijaksana.

Nilai-nilai ini juga tercermin dalam karakter luhur yang dikembangkan oleh LDII. Salah satu pilar dari 29 karakter luhur yang diajarkan kepada generasi muda adalah alim fakih, yaitu memiliki ilmu yang luas dan mendalam, namun juga diiringi dengan akhlakul karimah dan sikap mandiri. Orang yang membaca bukan hanya menjadi tahu, tapi juga menjadi lebih tangguh dan lebih tahu diri.

Akhirnya, buku adalah salah satu teman terbaik manusia dalam kesunyian, guru yang tak pernah lelah mengulang pelajaran, dan cermin yang jujur saat kita bercermin pada isi pikirannya. Di tengah dunia yang gaduh, buku memberi ketenangan. Di tengah dunia yang serba instan, buku mengajarkan kesabaran.

Maka mari rayakan Hari Buku Nasional dengan semangat baru. Kita mulai dari rumah, dari satu halaman setiap hari, dari satu percakapan hangat tentang isi buku, lalu menjadikannya kebiasaan. Karena dari buku, kearifan pikiran tumbuh, dan dari sana, kemuliaan adab bermula.

Thonang Effendi
*Ketua Departemen Pendidikan Umum dan Pelatihan DPP LDII

Tags: Buku

Comments 6

  1. Gathot Wardoyo says:
    1 month ago

    Bagus dan bener sekali ….
    Proses emang tak khianati hasil ..yg tekun lembar dari lembar tuk mengisi wawasan emang beda dengan yg instan2…

    Reply
  2. Akhmad Mujamil says:
    1 month ago

    Menginspirasi..
    Membaca dan membaca.. Jaga kesehatan otak, menjauhkan dari pikun 😁😁

    Reply
  3. Moch Amrodji says:
    1 month ago

    Bagus sekali Bisa di contohkan dengan teladan Rosul yang baik sekali
    Inspiratif untuk bisa di “Tularkan” pada generasi berikutnya
    Barokalloh

    Reply
  4. KRISHNA PURNAWAN CANDRA says:
    1 month ago

    Cerita nabi dan para Rosul sambung bersambung di sebuah keluarga, insya Allah barokah. Yg tua menjadi tauladan bagi yg generasi mudanya secara langsung… Hal yg perlu dijalankan terus

    Reply
  5. Dicky Woer says:
    1 month ago

    Luar biasa …membaca memang benar jendela dunia, perlu dicontoh dan diteladani

    Reply
  6. Taufan EdybRaharjo says:
    1 month ago

    Bagus smoga bermafaat dan bisa menjadi jurnalis yang profesional dan berkarakater.

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

DPP LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 021-57992547 / 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

BERITA TERKINI

  • Melampaui Sebab-Akibat June 23, 2025
  • Kejari Pringsewu Kerja Sama dengan LDII Helat Penyuluhan Hukum bagi Santri June 23, 2025
  • Dukung Pembangunan Daerah, LDII Terima Penghargaan dari Pemkot Bandar Lampung June 23, 2025

NAVIGASI

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

KATEGORI

Kirim Berita via Telegram

klik tautan berikut:
https://t.me/ldiibot

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.