Jakarta (19/5). LDII Jakarta Selatan menggelar sosialisasi kebangsaan di Masjid Baitul Fattah, Cilandak Timur, Kamis (15/5) yang menghadirkan narasumber dari Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri.
Selain penguatan wawasan kebangsaan bagi para ustadz, ustadzah, dan tenaga pendidik di lingkungan LDII Jakarta Selatan, juga mensosialisasikan bahaya radikalisme.
Acara yang dihadiri sekitar 100 peserta itu dibuka oleh Ketua DPD LDII Jakarta Selatan, Mulyono, dan Ketua DPW LDII DKI Jakarta, Teddy Suratmadji.
Dalam sambutannya, Teddy menegaskan pentingnya kolaborasi antara LDII dan Densus 88 dalam menangkal bahaya radikalisme, terorisme, dan intoleransi di Indonesia.
“Para dai membutuhkan informasi langsung dari Densus 88 tentang ancaman radikalisme, terorisme, dan intoleransi. Kami juga ingin mengenalkan LDII kepada Densus 88, bahwa LDII berkomitmen penuh menjaga keutuhan NKRI dan menolak segala bentuk radikalisme,” ujar Teddy.
Ia menambahkan, informasi itu nantinya akan disebarluaskan kepada masyarakat melalui dakwah para dai. “Salah satu pilar utama dakwah LDII adalah menegakkan ukhuwah Islamiyah, Insaniyah, dan Wathaniyah,” katanya.
Dari delapan klaster program LDII, klaster pertama adalah kebangsaan, karena menurut Teddy, dakwah tidak mungkin berjalan jika situasi negara tidak aman.
“Harapan kami, tidak ada lagi radikalisme, intoleransi, dan ancaman terhadap NKRI, sehingga masyarakat bisa hidup damai menuju baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur. Kami siap membantu Densus 88 mencegah radikalisme dan LDII menyatakan NKRI harga mati,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPD LDII Jakarta Selatan, Mulyono, menekankan pentingnya menjaga persatuan bangsa. Ia mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan kesatuan dan berharap para dai LDII mampu menjelaskan kepada warga mengenai informasi bahaya radikalisme, terorisme, dan intoleransi.
Radikalisme NO, unity YES