Surabaya (20/9). Tiga kunci ukhuwah Islamiyah yaitu menumbuhkan rasa persaudaraan, menghindari rasa benci, dan saling mendoakan. Selain itu dalam berdakwah agar menjalankannya dengan hikmah, tutur kata santun, serta penguatan jamaah melalui pengajian rutin.
Hal itu disampaikan Pendiri sekaligus Pembina Ponpes Baitul Mustaghfirin Al-Amir, Kota Medan, Buya Amiruddin MS saat bersilaturahim dengan jajaran pengurus DPW LDII Provinsi Jawa Timur, Kamis (18/9).
Lebih lanjut Buya juga mengingatkan adanya upaya memecah belah umat Islam melalui berbagai cara. Meski secara umum umat Islam di Indonesia hidup rukun, perhatian jamaah sering kali mudah teralihkan oleh hal-hal sepele. Karena itu, kekompakan jamaah harus terus dirawat melalui pembinaan rutin. Ia pun mengapresiasi konsistensi LDII yang menggelar pengajian minimal dua kali sepekan sebagai ikhtiar menjaga keutuhan umat.
“Merawat persatuan umat tidak cukup hanya dengan rutin berkumpul, tetapi juga harus diwujudkan melalui dakwah yang penuh kebijaksanaan. Dengan tutur kata yang santun, nasihat yang menyejukkan, serta semangat merangkul, dakwah diyakini mampu menjadi jembatan yang menyatukan hati umat. Saya menilai LDII sebagai salah satu organisasi Islam yang konsisten menerapkan prinsip tersebut,” ungkapnya.
Selain itu ulama asal Kota Medan ini juga menekankan fungsi masjid sebagai pusat pembinaan, ruang kebersamaan, sekaligus simbol hadirnya Islam yang menenteramkan. Ia mengapresiasi semangat LDII yang konsisten membangun masjid di setiap kecamatan, semangat yang juga menginspirasi dirinya dalam membangun masjid di lingkungan pesantren.
Sebagai ulama yang dikenal gemar menjalin silaturahim, Buya menegaskan pentingnya sarana komunikasi dalam memperluas syiar Islam. Menurutnya, umat perlu merasa terayomi, dan hal itu bisa diwujudkan melalui komunikasi yang intens, akurat, dan terdokumentasi. Ia pun mengapresiasi konsistensi LDII menerbitkan Majalah NUANSA yang menurutnya bukan hanya sarana dakwah, tetapi juga catatan sejarah tertulis yang dapat diwariskan bagi generasi mendatang.
“Kalau kita tidak menulis sejarah, maka orang lain yang akan menuliskannya sesuai versinya. Anak cucu nanti tidak akan bisa melihat jejak kita secara literatif kalau tidak ada tulisan,” ujarnya, mengutip pesan Buya Hamka.
Sementara itu, Ketua DPW LDII Jatim, Amrodji Konawi, bersyukur atas kunjungan tersebut. Menurutnya, silaturahim ini merupakan sebuah kehormatan sekaligus kelanjutan dari pertemuan sebelumnya. Ia mengakui LDII masih memiliki banyak kekurangan, sehingga terus membuka diri terhadap masukan dari para ulama, termasuk Buya Amiruddin, agar LDII semakin baik dalam membimbing umat.
Amrodji menegaskan pentingnya membangun ukhuwah tidak hanya dengan sesama muslim, tetapi juga dengan sesama manusia, termasuk non-muslim. “Jangankan dengan sesama muslim, dengan non-muslim pun kita membangun persaudaraan dalam koridor tertentu. Apalagi dengan sesama muslim, kita ini ibarat satu pohon yang bermuara kepada Allah SWT. Membangun ukhuwah dalam Islam itu bukan hanya perlu, tapi wajib,” tegasnya.