Lembaga Dakwah Islam Indonesia
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
No Result
View All Result
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
Home Nasional

Gerhana Bulan, Inilah Mitos, Anjuran, dan Hikmah yang Dapat Diambil

2022/11/08
in Nasional
8
Ilustrasi Gerhana Bulan.

Ilustrasi Gerhana Bulan.

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Oleh Dwi Pramono

Gerhana bulan adalah sebuah peristiwa alam yang terjadi saat bulan, matahari dan bumi berada dalam kondisi tepat atau nyaris membuat garis lurus. Bulan akan tampak kemerahan akibat cahaya yang direfraksikan oleh atmosfer Bumi saat terjadinya gerhana. Okultasi bulan Uranus akan berlangsung selama gerhana.

Berbagai mitos terkait gerhana bulan pun mencuak di permukaan masyarakat Indonesia seperti ibu hamil dilarang keluar rumah, tidak boleh menggunakan pisau dan lainnya.

Namun, Islam menepis mitos dan pandangan primitif abad ke-7 tentang gerhana, sekaligus menekankan dimensi religius, spiritual, dan sosial pada gerhana itu sendiri sebagai misi kenabian Nabi Muhammad. Masyarakat Arab pra-Islam memandang gerhana sebagai sesuatu yang menakutkan.

Gerhana adalah pertanda sesuatu yang buruk akan terjadi, baik dari kematian maupun kelahiran. Pandangan primitif itu masih hidup saat Islam datang. Ketika putra Nabi Muhammad, Ibrahim, meninggal, yang bersamaan dengan terjadinya gerhana matahari, mereka mengatakan bahwa gerhana itu terjadi karena kepergian putra Nabi Muhammad.

Dalam konteks itulah Nabi Muhammad bersabda:

عَنْ قَيْسٍ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا مَسْعُودٍ يَقُولُ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
(إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ مِنَ النَّاسِ، وَلَكِنَّهُمَا ‌آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَقُومُوا فَصَلُّوا) صحيح البخاري (1/ 353)

“Sesungguhnya gerhana matahari dan bulan terjadi bukanlah disebabkan oleh kematian atau kelahiran seseorang, namun keduanya merupakan dua tanda dari kebesaran Allah. Apabila kalian melihatnya, maka salatlah.”

Pertanyaan yang muncul adalah apa yang seharusnya dilakukan oleh umat Islam ketika melihat gerhana? Pertama, perbanyaklah dzikir, istighfar, takbir, sedekah dan bentuk ketaatan lainnya.

«فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ، وَكَبِّرُوا ‌وَصَلُّوا ‌وَتَصَدَّقُوا) ثُمَّ قَالَ: (يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ، وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيْرًا)» صحيح البخاري» (1/ 354)

“Jika melihat hal tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah. Hai umat Muhammad, demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa.”

Tata cara shalat gerhana bulan memiliki ketentuan tertentu karena berbeda dengan pelaksanaan shalat pada umumnya. Hukum shalat gerhana adalah Sunnah Muakkad atau sunnah yang sangat dianjurkan.

Anjuran melaksanakan shalat gerhana bulan dijelaskan dalam hadis berikut ini:

حَدَّثَنَا أَبُو الوَلِيْد قَالَ حَدَّثَنَا زَائِدَةُ قَالَ حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ عِلَاقَةِ قَالَ سَمِعْتُ الْمُغِيْرَةُ بْنِ شُعْبَةِ يَقُوْلُ اِنْكَسَفَتْ الشَّمْسُ يَوْمَ مَاتَ اِبْرَاهِيْمُ فَقَالَ النَّاسُ اِنْكَسَفَتْ لِمَوْتِ اِبْرَاهِيْمُ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَأَيَتَانِ مِنْ أَيَاتِ اللهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُواهُمَا فَادْعُوا اللهِ وَصَلّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ

Artinya:
Telah menceritakan kepada kami, Abu Al-Walid berkata, telah menceritakan kepada kami, Zaidah berkata, telah menceritakan kepada kami, Ziyad bin ‘Ilaqah, dia berkata: “Aku mendengar Al-Mughirah bin Syu’bah berkata, “Telah terjadi gerhana matahari ketika wafatnya Ibrahim. Kemudian Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan ia tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana keduanya, maka berdoalah kepada Allah dan dirikan sholat hingga (matahari) kembali tampak.” (H.R. Al-Bukhari)

Tata Cara Shalat Gerhana Bulan

Berniat di dalam hati Takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.
Membaca doa Iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah: “Nabi ﷺ menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika shalat gerhana.”(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)

Kemudian rukuk sambil memanjangkan bacaannya. Kemudian bangkit dari rukuk (i’tidal) sambil mengucapkan ‘Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd’

Setelah i’tidal tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang, berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.

Kemudian rukuk kembali (rukuk kedua) yang panjangnya lebih pendek dari rukuk sebelumnya. Selanjutnya, bangkit dari rukuk (i’tidal). Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana rukuk, lalu duduk di antara dua sujud, kemudian sujud kembali.

Selanjutnya, bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua. Rakaat kedua ini dilaksanakan sebagaimana rakaat pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya salam

Setelah melaksanakan shalat gerhana, imam menyampaikan khutbah kepada para jemaah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdoa, beristighfar, dan bersedekah.

Perlu diketahui, sebenarnya ada hikmah yang dapat dipetik ketika peristiwa alam sekaligus tanda-tanda kekuasaan Allah itu muncul.

1. Mengingatkan akan kebesaran Allah

Ini ditunjukkan dengan adanya shalat khusuf, dzikir, dan berdoa.

2. Takjub dengan Pesona Ciptaan Allah

Selain memperbanyak istighfar, umat Islam juga dianjurkan untuk memperbanyak membaca kalimat takbir, sebagai bentuk rasa kagum dengan kuasa Allah.

3. Sebagai Momen untuk Mengingat-ingat Dosa

Maksudnya, dengan munculnya fenomena ini juga menjadi pertanda alam bahwa akan terjadi bencana serta marabahanya. Untuk itu, orang muslim dianjurkan untuk selalu beristighfar atau memohon ampun kepada Allah.

*) Dwi Pramono adalah mahasiswa doktoral sekaligus anggota Departemen Pendidikan Keagamaan dan Dakwah DPP LDII

Comments 8

  1. lurah istana boneka says:
    3 years ago

    ajkk min

    Reply
  2. Wahyu says:
    3 years ago

    Sebuah artikel yang banya manfaat. Saya suka artikel ini

    Reply
  3. oshie says:
    3 years ago

    ijin share yaaaa. ajkh

    Reply
  4. Cakra Sadida says:
    3 years ago

    Allah menurunkan segala sesuatu ada ilmunya, ada caranya dan ada pula metodenya. Kesemuanya bisa ditempuh melalui sains dan teknologi. Untuk itu dengan sains dan teknologi Kita harus berupaya untuk melakukan penafsiran atas dalil-dalil tersebut agar menguatkan kiemanan dan ketakwaan kepada Allah SWT

    Reply
    • Rizqi maulana says:
      9 months ago

      menuju islam golden age kembali

      Reply
  5. Eva Kolopita says:
    3 years ago

    Alhamdulillah jazza kallohu Khoiro pak Ustadz

    Reply
  6. Febia Anjani says:
    3 years ago

    Nice reminder. Jazaa kumullohu khoiro 🙏

    Reply
  7. Rizqi maulana says:
    9 months ago

    menuju islam golden age kembali

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KOMENTAR TERKINI

  • Ruswanto on Wabup Purbalingga Buka Permata CAI 2025, Ingatkan untuk Membentuk Generasi yang Tangguh
  • Angka DH on Sejarah Kebangsaan Indonesia Ditulis Ulang, Prof. Singgih: Ini untuk Kepentingan Bangsa
  • Angka DH on Ponpes Al Ubaidah Jadi Tuan Rumah Kejurkab Persinas ASAD Nganjuk
  • Angka Dwi Hadianto on MPR RI dan LDII Agendakan Kembali Sekolah Virtual Kebangsaan untuk Perkuat Nilai Kebangsaan
  • Sugiarto on MPR RI dan LDII Agendakan Kembali Sekolah Virtual Kebangsaan untuk Perkuat Nilai Kebangsaan
  • Trending
  • Comments
  • Latest
LDII Polokarto dan Mojolaban Gelar Keakraban dengan Mondok Caberawit 2025

LDII Polokarto dan Mojolaban Gelar Keakraban dengan Mondok Caberawit 2025

July 4, 2025
Pelantikan Ikatan Alumni Lemhannas Provinsi Maluku, LDII Dukung Keberlangsungan Pembangunan Daerah

Pelantikan Ikatan Alumni Lemhannas Provinsi Maluku, LDII Dukung Keberlangsungan Pembangunan Daerah

July 6, 2025
Menyisipkan Pembelajaran Karakter dalam Dongeng Sebelum Tidur

Menyisipkan Pembelajaran Karakter dalam Dongeng Sebelum Tidur

July 3, 2025
Keutamaan dan Sejarah Puasa Asyura

Keutamaan dan Sejarah Puasa Asyura

June 27, 2025
MPR RI dan LDII Agendakan Kembali Sekolah Virtual Kebangsaan untuk Perkuat Nilai Kebangsaan

MPR RI dan LDII Agendakan Kembali Sekolah Virtual Kebangsaan untuk Perkuat Nilai Kebangsaan

2
Festival Anak Saleh LDII Kabupaten Bandung Tanamkan Nilai Agama dan Karakter Luhur

Festival Anak Saleh LDII Kabupaten Bandung Tanamkan Nilai Agama dan Karakter Luhur

2
Sejarah Kebangsaan Indonesia Ditulis Ulang, Prof. Singgih: Ini untuk Kepentingan Bangsa

Sejarah Kebangsaan Indonesia Ditulis Ulang, Prof. Singgih: Ini untuk Kepentingan Bangsa

3
LDII Polokarto dan Mojolaban Gelar Keakraban dengan Mondok Caberawit 2025

LDII Polokarto dan Mojolaban Gelar Keakraban dengan Mondok Caberawit 2025

4
Buka Permata CAI 2025, Pemkot Kupang Apresiasi LDII Konsinten Bina Generasi Muda

Buka Permata CAI 2025, Pemkot Kupang Apresiasi LDII Konsinten Bina Generasi Muda

July 12, 2025
Wakil Ketua Ponpes Roudhotul Jannah Hadiri Pengukuhan Forum Pondok Pesantren Kab.Bekasi

Wakil Ketua Ponpes Roudhotul Jannah Hadiri Pengukuhan Forum Pondok Pesantren Kab.Bekasi

July 12, 2025
KUA Cimahi Utara Ajak Warga LDII Bangun Keluarga Harmonis dan Tangguh

KUA Cimahi Utara Ajak Warga LDII Bangun Keluarga Harmonis dan Tangguh

July 12, 2025
LDII Kota Bogor Dukung Program Ketahanan Pangan Polri di Rancamaya

LDII Kota Bogor Dukung Program Ketahanan Pangan Polri di Rancamaya

July 12, 2025

DPP LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 021-57992547 / 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

BERITA TERKINI

  • Buka Permata CAI 2025, Pemkot Kupang Apresiasi LDII Konsinten Bina Generasi Muda July 12, 2025
  • Wakil Ketua Ponpes Roudhotul Jannah Hadiri Pengukuhan Forum Pondok Pesantren Kab.Bekasi July 12, 2025
  • KUA Cimahi Utara Ajak Warga LDII Bangun Keluarga Harmonis dan Tangguh July 12, 2025

NAVIGASI

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

KATEGORI

Kirim Berita via Telegram

klik tautan berikut:
https://t.me/ldiibot

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.