Padang (20/5). DPD LDII Kota Padang menggelar talkshow bertajuk “Zeelenial Talk: Frugal Living” yang bertempat di Gedung Serbaguna (GSG) Masjid Miftahul Huda, Kota Padang pada Minggu (18/5). Kegiatan ini bertujuan memberikan pembekalan manajemen keuangan keluarga kepada remaja putri sesuai dengan fiqih pernikahan dan syariat agama Islam.
Gelar wicara ini diikuti oleh sekitar 60 peserta, terdiri dari remaja putri berusia 17 tahun ke atas dari berbagai PC LDII kecamatan se-Kota Padang. Acara ini menghadirkan dua pemateri, yakni Silvia Rahmawati dan Diah Juwiska yang membahas konsep frugal living atau dalam Islam dikenal sebagai mujhid muzhid.
Acara ini secara resmi dibuka oleh Ketua Dewan Penasihat DPW LDII Sumatera Barat, H. Afrizal Yaman. Dalam sambutannya, Afrizal menekankan bahwa frugal living bukan sekadar tren, melainkan bagian dari ajaran Islam. “Frugal living sejatinya adalah ajaran Rasulullah yang dikenal dengan istilah mujhid muzhid, yakni sikap merasa cukup, tidak berlebihan, serta menjauhi sifat mubazir dan boros,” tutur Afrizal Yaman.
Ia juga menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat memberikan bekal nyata kepada para remaja putri menjelang kehidupan rumah tangga. “Kami berharap setelah mengikuti acara ini, para remaja putri tidak hanya paham pentingnya hidup hemat dan bijak, tetapi juga siap menerapkannya dalam kehidupan rumah tangga nanti,” ujarnya.
Mengawali kegiatan, Silvia Rahmawati menekankan bahwa sebelum berbicara tentang keuangan, komunikasi adalah hal utama. “Yang namanya mengelola keuangan bersama tentu harus didasarkan pada kesepakatan, dan untuk mencapainya diperlukan bahasa dan komunikasi yang baik,” ulas pemilik Usaha Warung Mba Nissa itu. Ia juga membahas pentingnya membedakan antara keinginan dan kebutuhan. “Saya memahami hidup hemat dan kerja keras adalah sebuah keniscayaan yang sudah diteladankan oleh Rasulullah SAW, sehingga saya selalu membiasakan menabung sebelum membeli sesuatu, bukan mempercepatnya dengan cara berutang,” tekannya.
Ia juga menyayangkan budaya konsumtif masyarakat di era digital saat ini. “Kini, jika ada model pakaian baru yang dipopulerkan oleh artis atau influencer, maka masyarakat langsung berbelanja secara online tanpa mempertimbangkan apakah benar-benar membutuhkannya atau tidak,” terangnya. Hal-hal seperti itu perlu diubah agar tidak menjadi kebiasaan dalam membelanjakan uang rumah tangga, sehingga tidak memicu permasalahan di masa mendatang. “Dengan menghidupkan musyawarah dan istikharah di rumah, serta selalu meminta izin dan pendapat dari suami, akan menjadikan kita lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan keluarga,” pungkasnya.
Seirama dengan Silvi, Diah Juwiska menjelaskan bahwa konsep frugal living bukan berarti pelit, melainkan gaya hidup sederhana yang tetap memenuhi kebutuhan pokok tanpa terjebak dalam konsumsi berlebihan. “Tren You Only Live Once (YOLO) dan Fear Of Missing Out (FOMO) merupakan gaya hidup yang sangat bertolak belakang dengan konsep frugal living, karena keduanya membuat kita takut ketinggalan tren sosial dan menghambur-hamburkan uang untuk hal yang tidak perlu atau mubazir,” terangnya.
Ia menjelaskan bahwa setiap uang yang kita terima sebagai nafkah dari suami harus memiliki pos masing-masing. “Misalkan untuk biaya hidup kita anggarkan 50 persen, 30 persen untuk tabungan, dan 20 persen sisanya untuk gaya hidup,” tuturnya.
Dengan konsep hidup hemat dan kerja keras, seseorang dapat terhindar dari sifat konsumtif. Tentunya hal ini sedikit banyak berdampak pada keharmonisan dalam rumah tangga. “Uang memang tidak menjamin keharmonisan, namun salah satu faktor banyaknya perceraian atau kerusakan rumah tangga juga disebabkan oleh gagalnya manajemen keuangan rumah tangga,” tegasnya.
Di akhir sesi, para narasumber sepakat mengajak peserta untuk meneruskan kampanye hidup hemat dan kerja keras agar menjadi rumah tangga baiti jannati yang diridhai Allah.
Gelar wicara ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif dan pemberian doorprize, di mana para peserta antusias menggali lebih dalam tentang pengelolaan keuangan dalam rumah tangga. (Berlian/Rohmat)